BENTUK-BENTUK
GEJALA JIWA DALAM PENDIDIKAN
A.
PENGANTAR
Psikologi
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala jiwa manusia yang tampak
pada tingkah lakunya, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan
lingkungannya. Ada beberapa gejala jiwa manusia yang mendasar dan banyak muncul
dalam bidang pendidikan, diantaranya : pengindraan dan persepsi, memori,
berfikir, intelegensi, emosi serta motivasi. Bentuk-bentuk gejala jiwa tersebut
sangat mendasari dan mempengaruhi berbagai perilaku manusia, baik perilaku
pendidik maupun perilaku peserta didik. Namun dalam kesempatan ini kami hanya akan menjelaskan 3 bentuk gejala
jiwa manusia, yaitu : pengindraan dan persepsi, memori, dan berfikir.
B.
PENGINDRAAN
(SENSASI) DAN PERSEPSI
Perilaku
manusia diawali dengan adanya pengindraan atau sensasi, yaitu suatu proses
masuknya stimulus ke dalam alat indra manusia yang kemudian akan diterjemahkan
oleh otak. Kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus itu disebut persepsi.
Persepsi merupakan proses untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan stimulus
yang masuk dalam alat indra. Syarat-syarat suatu stimulus akan berhasil untuk
diindra adalah sebagai berikut :
1. Ukuran
stimulus yang cukup besar untuk diindra.
2. Alat
indra yang sehat.
3. Adanya
perhatian manusia untuk mengamati stimulus disekitarnya.
Dalam
proses pengindraan diperlukan adanya pengamatan, yaitu usaha untuk mengenal
dunia disekitar dengan menggunakan alat indra. Dalam kehidupan sehari-hari
meskipun stimulus yang diamati sama namun bisa menimbulkan interpretasi hasil
atau persepsi yang berbeda-beda. Berdasarkan sudut pandang pengamatan, aspek
pengaturan pengamatan dapat dibedakan menjadi :
1. Pengaturan
menurut sudut pandang ruang, yaitu arah suatu ruangan akan berpengaruh pada
hasil pengamatan. Misal : atas-bawah, samping kanan-samping kiri, jauh-dekat,
dan lain-lain.
2. Pengaturan
menurut sudut pandang waktu, yaitu kapan suatu stimulus diamati akan
mempengaruhi hasil pengamatan. Misal : kemarin, hari ini, 5 menit berikutnya,
dan lain-lain.
3. Pengaturan
menurut sudut pandang Gestalt, yatu manusia cenderung mengamati suatu stimulus
sebagai suatu kesatuan yang utuh dibandingkan melihat sesuatu yang detail.
Misal : melihat suatu bangunan, dilihat sebagai suatu bangunan rumah yang utuh
yang bagus, bukan melihat sesuatu yang detail seperti gentengnya, pintunya,
atau dindingnya.
4. Pengaturan
menurut sudut pandang arti, yaitu stimulus yan diamati dilukiskan berdasar
artinya bagi kita. Misal : jika dilihat dari bangunan fisik, bangunan rumah dan
tempat ibadah memiliki bangunan fisik yang sama, tetapi memiliki arti yang
berbeda.
Dilihat
dari individu atau orang yang mengamati, adanya perbedaan hasil pengamatan
dipengaruhi oleh :
1. Pengetahuan,
pengalaman atau wawasan seseorang.
2. Kebutuhan
seseorang.
3. Kesenangan
atau hobi seseorang.
4. Kebiasaan
atau pola hidup sehari-hari.
Perbedaan
pengamatan dan persepsi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
Perbedaan
sudut pandang pada pengamatan akan menghasilkan perbedaan persepsi, baik berupa
persepsi positif maupun negatif sehingga mempengaruhi tindakan yang tampak.
Persepsi positif akan menghasilkan tindakan yang positif dan sebaliknya
persepsi negatif akan menghasilkan tindakan yang negatif pula. Dalam proses
pembelajaran, pendidik harus melakukan pengamatan untuk menentukan keadaan anak
selanjutnya tetapi dengan menghindari memperhatikan kekurangan-kekurangan
peserta didik karena akan mengakibatkan peserta didik kurang dapat mengenal,
menghargai maupun mengembangkan sikap dan perilaku yang positif, serta
cenderung lebih peka dalam sikap dan perilaku negatif, sebaliknya pendidik
harus lebih memperhatikan kelebihan dan perilaku positif peserta didik sehingga
secara tidak langsung pendidik dapat memberi motivasi dan semangat belajar
kepada peserta didik.
C.
MEMORI
Memori
merupakan aktivitas yang berhubungan dengan masa lalu yang terdiri dari tiga
tahapan atau proses, yaitu :
a. Memasukkan
pesan dalam ingatan
b. Menyimpan
pesan yang sudah masuk atau storage
c. Memunculkan
kembali informasi tersebut atau retrieval
Kemampuan
untuk memasukkan informasi disebut mencamkan, encoding, atau learning.
Memunculkan kembali informasi yang sudah diterima dibedakan menjadi recall dan recognize. Recall adalah upaya memunculkan kembali informasi yang
sudah diterima tanpa diberikan stimulus yang membantu, misalnya siswa
mengerjakan soal essay atau menjawab pertanyaan isian. Recognize adalah upaya memunculkan kembali informasi yang sudah
diterima dengan bantuan informasi yang tersedia, misalnya siswa mengerjakan
soal pilihan ganda , benar-salah maupun menjodohkan.
Macam-macam
memori
a.
Memori
jangka pendek (immediate memory atau short term memory)
Informasi
dalam memori ini hanya dapat bertahan sekitar 15-30 detik dengan kapasitas
berkisar antara 7-12 digit. Contohnya digunakan
ketika menghafal nomor telepon atau nomor plat motor, setelah kita
berhasil menghafal nomor tersebut dan menggunakannya maka informasi itu
cenderung dilupakan atau hilang, namun jika informasi tersebut sangat berarti
atau biasa diulang maka kemungkinan besar informasi tersebut bisa masuk memori
kerja maupun memori jangka panjang.
b.
Memori
kerja (working memory)
Memori
yang dapat menyimpan informasi dari beberapa menit hingga beberapa jam dan
memberi waktu yang cukup untuk secara sadar memproses, melakukan refleksi, dan
melaksanakan suatu kegiatan berfikir. Informasi yang masuk dalam memori kerja
juga memungkinkan masuk ke memori jangka panjang jika informasi tersebut
bermakna dan sering diulang, sebaliknya bisa hilang jika informasi itu tidak
dianggap berarti dan tidak digunakan lagi.
c.
Memori
jangka panjang (long trem memory)
Kemampuan
menyimpan informasi yang cenderung menetap atau permanen sehingga dapat
bertahan dalam beberapa bulan, tahun bahkan seumur hidup. Beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap penyimpanan informasi jangka panjang adalah :
1. Informasi
yang berhubungan dengan keselamatan hidup.
2. Informasi
yang membangkitkan emosi.
3. Informasi
yang masuk akal dan berarti.
D.
BERPIKIR
Berpikir
merupakan aktivitas kognitif manusia yang cukup kompleks karena melibatkan
berbagai bentuk gejala jiwa seperti sensasi, persepsi maupun memori. Berpikir
biasanya terjadi pada orang yang mengalami masalah atau sedang dihadapkan pada
masalah. Sehingga berpikir juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses mental
yang bertujuan memecahkan masalah. Proses berpikir menghasilkan suatu
pengetahuan baru yang merupakan transformasi informasi-informasi sebelumnya
karena didalamnya terdapat penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi dan
pemecahan masalah. Menurut Mayer berpikir meliputi tiga komponen pokok, yaitu :
a) Berpikir
merupakan aktivitas kognitif.
b) Berpikir
merupakan proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan di dalam
sistem kognitif.
c) Berpikir
diarahkan dan menghasilkan perbuatan pemecahan masalah.
Berpikir
otak kiri dan otak kanan
DePorter
(1999) menjelaskan bahwa karakteristik berpikir otak kiri bersifat logis,
sekuensial, linear, dan rasional. Cara berpikirnya sesuai dengan tugas-tugas
teratur, ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan
detail dan fakta, fonetik serta simbolisme. Sedangkan karakteristik pada otak
kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Otak kanan banyak
terlibat pada kegiatan nonverbal seperti, perasaan dan emosi, kesadaran yang
terkait dengan perasaan, kesadaran spatial, pengenalan bentuk dan pola, musik,
seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi. Dalam proses kerja otak
manusia, stimulasi otak bagian kiri atau kanan saja kurang sempurna tanpa
adanya rangsangan atau dorongan dari bagian lainnya, sehingga dalam proses
pembelajaran pendidik dianjurkan untuk dapat menstimulasi kedua belahan otak
peserta didik berdasar karakteristiknya masing-masing.
Berpikir
kreatif
Kreativitas
merupakan salah satu kemampuan mental yang unik pada manusia yang melibatkan
kemampuan berpikir dalam memandang sesuatu dari sudut pandang yang baru, dan
dapat menyelesaikan masalah yang berbeda dari orang pada umumnya. Kreativitas
mampu melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinal, baru, indah,
efisien, tepat sasaran dan tepat guna. Rhodes menyebutkan 4 ciri kreativitas
sebagai “Four P’s Creativity” atau
empat P, yaitu :
1. Person,
merupakan keunikan individu dalam pikiran dan ungkapannya.
2. Proses,
yaitu kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas dalam berpikir.
3. Press,
merupakan situasi kehidupan dan lingkungan sosial yang memberi kemudahan dan
dorongan untuk menampilkan tindakan kreatif.
4. Product,
diartikan sebagai kemampuan dalam menghasilkan karya yang baru dan orisinil dan
bermakna bagi individu dan lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar