Selasa, 26 April 2016

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dalam Pendidikan



BENTUK-BENTUK GEJALA JIWA DALAM PENDIDIKAN

A.      PENGANTAR
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala jiwa manusia yang tampak pada tingkah lakunya, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Ada beberapa gejala jiwa manusia yang mendasar dan banyak muncul dalam bidang pendidikan, diantaranya : pengindraan dan persepsi, memori, berfikir, intelegensi, emosi serta motivasi. Bentuk-bentuk gejala jiwa tersebut sangat mendasari dan mempengaruhi berbagai perilaku manusia, baik perilaku pendidik maupun perilaku peserta didik. Namun dalam kesempatan ini  kami hanya akan menjelaskan 3 bentuk gejala jiwa manusia, yaitu : pengindraan dan persepsi, memori, dan berfikir.

B.       PENGINDRAAN (SENSASI) DAN PERSEPSI
Perilaku manusia diawali dengan adanya pengindraan atau sensasi, yaitu suatu proses masuknya stimulus ke dalam alat indra manusia yang kemudian akan diterjemahkan oleh otak. Kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus itu disebut persepsi. Persepsi merupakan proses untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan stimulus yang masuk dalam alat indra. Syarat-syarat suatu stimulus akan berhasil untuk diindra adalah sebagai berikut :
1.    Ukuran stimulus yang cukup besar untuk diindra.
2.    Alat indra yang sehat.
3.    Adanya perhatian manusia untuk mengamati stimulus disekitarnya.
Dalam proses pengindraan diperlukan adanya pengamatan, yaitu usaha untuk mengenal dunia disekitar dengan menggunakan alat indra. Dalam kehidupan sehari-hari meskipun stimulus yang diamati sama namun bisa menimbulkan interpretasi hasil atau persepsi yang berbeda-beda. Berdasarkan sudut pandang pengamatan, aspek pengaturan pengamatan dapat dibedakan menjadi :
1.    Pengaturan menurut sudut pandang ruang, yaitu arah suatu ruangan akan berpengaruh pada hasil pengamatan. Misal : atas-bawah, samping kanan-samping kiri, jauh-dekat, dan lain-lain.
2.    Pengaturan menurut sudut pandang waktu, yaitu kapan suatu stimulus diamati akan mempengaruhi hasil pengamatan. Misal : kemarin, hari ini, 5 menit berikutnya, dan lain-lain.
3.    Pengaturan menurut sudut pandang Gestalt, yatu manusia cenderung mengamati suatu stimulus sebagai suatu kesatuan yang utuh dibandingkan melihat sesuatu yang detail. Misal : melihat suatu bangunan, dilihat sebagai suatu bangunan rumah yang utuh yang bagus, bukan melihat sesuatu yang detail seperti gentengnya, pintunya, atau dindingnya.
4.    Pengaturan menurut sudut pandang arti, yaitu stimulus yan diamati dilukiskan berdasar artinya bagi kita. Misal : jika dilihat dari bangunan fisik, bangunan rumah dan tempat ibadah memiliki bangunan fisik yang sama, tetapi memiliki arti yang berbeda.


Dilihat dari individu atau orang yang mengamati, adanya perbedaan hasil pengamatan dipengaruhi oleh :
1.    Pengetahuan, pengalaman atau wawasan seseorang.
2.    Kebutuhan seseorang.
3.    Kesenangan atau hobi seseorang.
4.    Kebiasaan atau pola hidup sehari-hari.
Perbedaan pengamatan dan persepsi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
Perbedaan sudut pandang pada pengamatan akan menghasilkan perbedaan persepsi, baik berupa persepsi positif maupun negatif sehingga mempengaruhi tindakan yang tampak. Persepsi positif akan menghasilkan tindakan yang positif dan sebaliknya persepsi negatif akan menghasilkan tindakan yang negatif pula. Dalam proses pembelajaran, pendidik harus melakukan pengamatan untuk menentukan keadaan anak selanjutnya tetapi dengan menghindari memperhatikan kekurangan-kekurangan peserta didik karena akan mengakibatkan peserta didik kurang dapat mengenal, menghargai maupun mengembangkan sikap dan perilaku yang positif, serta cenderung lebih peka dalam sikap dan perilaku negatif, sebaliknya pendidik harus lebih memperhatikan kelebihan dan perilaku positif peserta didik sehingga secara tidak langsung pendidik dapat memberi motivasi dan semangat belajar kepada peserta didik.

C.      MEMORI
Memori merupakan aktivitas yang berhubungan dengan masa lalu yang terdiri dari tiga tahapan atau proses, yaitu :
a.    Memasukkan pesan dalam ingatan
b.    Menyimpan pesan yang sudah masuk atau storage
c.    Memunculkan kembali informasi tersebut atau retrieval
Kemampuan untuk memasukkan informasi disebut mencamkan, encoding, atau learning. Memunculkan kembali informasi yang sudah diterima dibedakan menjadi recall dan recognize. Recall adalah upaya memunculkan kembali informasi yang sudah diterima tanpa diberikan stimulus yang membantu, misalnya siswa mengerjakan soal essay atau menjawab pertanyaan isian. Recognize adalah upaya memunculkan kembali informasi yang sudah diterima dengan bantuan informasi yang tersedia, misalnya siswa mengerjakan soal pilihan ganda , benar-salah maupun menjodohkan.

Macam-macam memori
a.    Memori jangka pendek (immediate memory atau short term memory)
Informasi dalam memori ini hanya dapat bertahan sekitar 15-30 detik dengan kapasitas berkisar antara 7-12 digit. Contohnya digunakan  ketika menghafal nomor telepon atau nomor plat motor, setelah kita berhasil menghafal nomor tersebut dan menggunakannya maka informasi itu cenderung dilupakan atau hilang, namun jika informasi tersebut sangat berarti atau biasa diulang maka kemungkinan besar informasi tersebut bisa masuk memori kerja maupun memori jangka panjang.



b.   Memori kerja (working memory)
Memori yang dapat menyimpan informasi dari beberapa menit hingga beberapa jam dan memberi waktu yang cukup untuk secara sadar memproses, melakukan refleksi, dan melaksanakan suatu kegiatan berfikir. Informasi yang masuk dalam memori kerja juga memungkinkan masuk ke memori jangka panjang jika informasi tersebut bermakna dan sering diulang, sebaliknya bisa hilang jika informasi itu tidak dianggap berarti dan tidak digunakan lagi.

c.    Memori jangka panjang (long trem memory)
Kemampuan menyimpan informasi yang cenderung menetap atau permanen sehingga dapat bertahan dalam beberapa bulan, tahun bahkan seumur hidup. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap penyimpanan informasi jangka panjang adalah :
1.    Informasi yang berhubungan dengan keselamatan hidup.
2.    Informasi yang membangkitkan emosi.
3.    Informasi yang masuk akal dan berarti.

D.      BERPIKIR
Berpikir merupakan aktivitas kognitif manusia yang cukup kompleks karena melibatkan berbagai bentuk gejala jiwa seperti sensasi, persepsi maupun memori. Berpikir biasanya terjadi pada orang yang mengalami masalah atau sedang dihadapkan pada masalah. Sehingga berpikir juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses mental yang bertujuan memecahkan masalah. Proses berpikir menghasilkan suatu pengetahuan baru yang merupakan transformasi informasi-informasi sebelumnya karena didalamnya terdapat penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi dan pemecahan masalah. Menurut Mayer berpikir meliputi tiga komponen pokok, yaitu :
a)    Berpikir merupakan aktivitas kognitif.
b)   Berpikir merupakan proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan di dalam sistem kognitif.
c)    Berpikir diarahkan dan menghasilkan perbuatan pemecahan masalah.

Berpikir otak kiri dan otak kanan
DePorter (1999) menjelaskan bahwa karakteristik berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional. Cara berpikirnya sesuai dengan tugas-tugas teratur, ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik serta simbolisme. Sedangkan karakteristik pada otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik. Otak kanan banyak terlibat pada kegiatan nonverbal seperti, perasaan dan emosi, kesadaran yang terkait dengan perasaan, kesadaran spatial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi. Dalam proses kerja otak manusia, stimulasi otak bagian kiri atau kanan saja kurang sempurna tanpa adanya rangsangan atau dorongan dari bagian lainnya, sehingga dalam proses pembelajaran pendidik dianjurkan untuk dapat menstimulasi kedua belahan otak peserta didik berdasar karakteristiknya masing-masing.

Berpikir kreatif
Kreativitas merupakan salah satu kemampuan mental yang unik pada manusia yang melibatkan kemampuan berpikir dalam memandang sesuatu dari sudut pandang yang baru, dan dapat menyelesaikan masalah yang berbeda dari orang pada umumnya. Kreativitas mampu melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna. Rhodes menyebutkan 4 ciri kreativitas sebagai “Four P’s Creativity” atau empat P, yaitu :
1.    Person, merupakan keunikan individu dalam pikiran dan ungkapannya.
2.    Proses, yaitu kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas dalam berpikir.
3.    Press, merupakan situasi kehidupan dan lingkungan sosial yang memberi kemudahan dan dorongan untuk menampilkan tindakan kreatif.
4.    Product, diartikan sebagai kemampuan dalam menghasilkan karya yang baru dan orisinil dan bermakna bagi individu dan lingkungannya.


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar