METODE ILMIAH
Metode ilmiah adalah langkah-langkah
sistematis dan teratur yang digunakan dalam rangka mencari kebenaran ilmu
pengetahuan. Metode ilmiah diperlukan dalam melakukan suatu penelitian. Mengapa
kita harus melakukan penelitian? Penelitian dilakukan untuk menjawab
pertanyaan- pertanyaan dan rasa ingin tahu manusia terhadap suatu kejadian atau
gejala alam tertentu. Ilmu pengetahuan terus berkembang karena para ilmuwan tak
berhenti mencari tahu dan meneliti mengenai gejala-gejala alam yang terjadi.
Penelitian dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang dilakukan menggunakan alat indera tanpa mengacu pada satuan pengukuran
baku. Data yang didapat dari penelitian kualitatif berupa deskripsi atau
penjelasan mengenai suatu keadaan atau kejadian.
Contoh: penelitan mengenai struktur morfologi bunga
kembang sepatu.
Data yang didapat berupa deskripsi berikut ini.
Bunga kembang sepatu merupakan bunga lengkap karena
memiliki mahkota, kelopak, putik, dan
benang sari. Mahkota bunga berwarna merah. Bentuk bunga
seperti terompet.
2. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang dilakukan -nenggunakan alat ukur dan mengacu pada satuan pengukuran paku.
Data yang didapat dari penelitian kuantitatif berupa angka / jumlah
Contoh: penelitian mengenai pertumbuhan tanaman kembang
sepatu per hari.
Data yang didapat berupa tabel berikut ini.
Tabel 1.2 Contoh Data Pertambahan Panjang Batang Tanaman
Kembang Sepatu
Hari
Pertambahan Panjang Batang (mm)
Senin
8
Selasa
15
Rabu
16
Kamis
5
Jum’at
10
Sabtu
7
Untuk mendapatkan hasil penelitian, diperlukan
langkah-langkahkah metode ilmiah sebagai berikut.
1) Menyusun Rumusan Masalah
Ketika seseorang ingin meneliti atau
mencari jawaban, lebih dahulu is akan menemukan masalah. Masalah tersebut dapat
ditemukan dari lingkungan sekitar, baik mahkluk hidup maupun benda mati.
Setelah menemukan masalah, masalah tersebut kemudian dirumuskan. Dalam
merumuskan masalah setidaknya harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Masalah menyatakan adanya keterkaitan
antara beberapa variabel atau lebih. Hubungan itu dapat berupa pengaruh,
perbedaan, atau perbandingan antarvariabel, baik variabel manipulasi, respon,
maupun kontrol.
b. Masalah tersebut merupakan masalah yang dapat diuji dan
dapat dipecahkan.
c. Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat,
padat dan jelas. Pertanyaan dibuat
dengan diawali oleh kata tanya dan diakhiri dengan tanda
tanya.
Contoh cara merumuskan masalah:
5
Di suatu sungai yang tercemar limbah pabrik, hari demi
hari ikan-ikan yang hidup di sungai tersebut populasinya berkurang. Dari
masalah tersebut kita dapat melihat beberapa hal penting yang dapat kita
teliti, antara lain limbah pabrik dan populasi ikan. Setelah itu, kita dapat menentukan variabel yang terdapat di
dalamnya.
•
Limbah pabrik merupakan variabel manipulasi/bebas, karena
is dapat memengaruhi populasi ikan di dalam sungai tersebut. Dalam penelitian
untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh limbah pabrik tersebut terhadap
populasi ikan di sungai, kita dapat memanipulasi jumlah limbah yang mencemari
air sungai tersebut.
•
Populasi ikan merupakan variabel respon/terikat, karena
perubahannya dipengaruhi oleh
limbah pabrik yang merupakan variabel manipulasi/bebas.
Setelah menentukan variabel, maka kita dapat merumuskan
masalah di atas sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh limbah pabrik terhadap populasi
ikan di sungai?
kata
menyatakan
variabel
variabel terikat
tanya
keterkaitan
manipulasi
2) Menyusun Kerangka Teori
Setelah menemukan dan merumuskan
masalah, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan keterangan-keterangan dan
informasi, baik secara teori maupun data-data fakta di lapangan, yang
berhubungan dengan permasalahan yang terjadi. Hal ini dilakukan sebagai modal
dalam menyusun dugaan sementara terhadap permasalahan yang terjadi.
Keterangan-keterangan atau informasi tersebut dapat diambil dari buku berupa
teori mengenai variabel-variabel yang menjadi permasalahan, internet, atau dari
jurnal penelitian. Dari keterangan-keterangan dan informasi tersebut diperoleh
penjelasan sementara terhadap permasalahan yang terjadi.
3.
Merumuskan
Hipotesis
Ketika kita merumuskan pertanyaan, maka sebenarnya sudah
terlintas jawabannya di pikiran kita, tapi jawaban tersebut masih bersifat
meragukan dan sementara karena belum dibuktikan melalui eksperimen (percobaan).
jawaban sementara itulah vang dinamakan denganhipotesis. Hipotesis masih perlu
dicari kebenarannya. Dalam merumuskan hipotesis hendaknya harus memerhatikan
hal-hal berikut.
•Ditulis
dalam pernyataan.
•Sederhana dan jelas, mengandung variabel-variabel yang
menjadi perhatian.
Berdasarkan keterangan-keterangan atau informasi yang
dikaji baik dari sumber bacaan maupun
fakta.
Ada dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol, merupakan
jawaban sementara yang menyatakan tidak ada pengaruh antarvariabel, dan
hipotesis alternatif, merupakan jawaban sementara yang menyatakan ada hubungan antarvariabel. Hipotesis nol
berlawanan dengan hipotesis alternatif.
Berdasarkan pengertian di atas, rumusan masalah pada
halaman sebelumnya dapat disusun
hipotesisnya,
yaitu:
Hipotesis nol
:
tidak ada pengaruh limbah pabrik terhadap populasi ikan di sungai.
Hipotesis
alternatif : ada pengaruh limbah pabrik terhadap populasi ikan di sungai.
4.
Melakukan Eksperimen
Setelah
merumuskan hipotesis, maka tahap berikutnya adalah membuktikan kebenaran
hipotesis
tersebut. Untuk membuktikan hipotesis, dilakukan
eksperimen. Berdasarkan masalah pada halaman 10,
eksperimen
dapat dilakukan dengan memberi perlakuan pada populasi ikan berupa mengalirkan
air limbah sedikit demi sedikit sesuai kehendak peneliti. Hal ini dilakukan
untuk melihat adakah pengaruh limbah pabrik terhadap populasi ikan.
6
Contoh urutan kerja eksperimen:
a. Menyiapkan
ikan, misalnya ikan yang digunakan berjumlah 10 ekor.
b. Menyiapkan
media tempat tinggal populasi ikan, dalam hal ini ikan harus hidup di air
mengalir seperti
sungai.
Misalnya, di kolam yang airnya selalu mengalir.
c-Menyiapkan
limbah sesuai dengan kadar kandungan limbah yang sebenarnya.
d-Membuat rancangan berapa lama waktu
percobaan akan dilakukan.
e.Mencatat data yang didapat untuk
setiap perlakuan.
5. Mengolah dan
Menganalisis Data
Data yang diambil
pada saat penelitian harus diolah dan dianalisis. Data dibuat sederhana untuk melihat
keterkaitan antarvariabel. Data dikelompokkan sesuai dengan sifat dan jenisnya.
Data dapat diolah dan
disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram. Setelah itu, data
dianalisis dan dibahas serta disesuaikan dengan kerangka teori
yang telah dibuat untuk mencari kebenaran apakah hipotesis yang telah
didapat sesuai dengan data eksperimen atau tidak.
Contoh penyajian
data eksperimen:
•
Data dalam
bentuk tabel
Tabel 1.1 Data
jumlah populasi ikan pada perairan yang mengandung limbah pabrik dengan volume
tertentu.
•
Data dalam
bentuk diagram batang
Diagram data
jumlah populasi ikan pada perairan yang mengandung limbah pabrik dengan volume
tertentu.
Contoh analisis/pembahasan:
Berdasarkan data
tersebut, tampak bahwa populasi ikan menurun karena limbah pabrik yang
mencemari air.
Semakin banyak volume limbah pabrik yang dialirkan, semakin banyak pule
ikanikan7
0
20
40
60
80 100 120
Volume limbah pabrik (cm
'
)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar