Selasa, 26 April 2016

Teori Behavioristik Ivan Pavlov



Januari 28, 2010

ihttp://willyedi.wordpress.com/2010/01/28/tinjauan-terhadap-teroti-behavioristik-ivan-pavlov/

Dalam teori behavioristik, modifikasi perilaku diupayakan agar dihasilkan bentuk perilaku pula. Teori ini bergerak dari temuan Ivan Pavlov dengan sebutan Stimulus-Respon setelah mengeksperimen anjing, daging, lampu, dan air liur. Penekanan teori behavioristik adalah rangsangan harus diberikan kepada pelaku belajar agar diperoleh respon sebagai reaksi dari pelaku belajar itu. Stimulus yang diberikan dapat berupa kondisi dan bukan kondisi.

Hukum belajar yang dikemukakan oleh teori behavioristik adalah Hukum Pengaruh (law of effect). Hukum itu berbunyi
dalam suatu lingkungan, jika suatu tindakan itu akan diulang lagi dalam stimulus serupa, akan meningkatkan intensitasnya. Tetapi, bila perilaku menghasilkan perubahan yang tidak memuaskan dalam lingkungan, perilaku itu kemungkinan tidak diulang.Menurut Thorndike, perilaku yang ditampilkan individu merupakan respon yang bersumber dari refleks fisik, yaitu reaksi spontan yang dilakukan orang jika stimulus dilakukan secara tiba-tiba.
Prinsip yang menjadi landasan teori belajar perilaku (behavioristik) adalah: 1. prinsip konsekuensi, 2. prinsip segera, 3. prinsip pembentukan.
Beberapa ciri behavioristik adalah: a. Hanya mengutamakan perilaku yang tampak, b. bersifat mekanistis, c.pengetahuan objektif, pasti, tetap, terstruktur rapi, dan tidak berubah, d. belajar adalah pemerolehan pengetahuan sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar, e. pembelajar dianggap memiliki pengetahuan yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan, f. fungsi pikiran menjiplak struktur pengetahuan, g. kontrol belajar dipegang oleh sistem yang berada di luar pembelajar, h. pembelajar dihadapkan aturan yang ketat, i. kegagalan harus dihukum dan keberhasilan harus diberi hadiah, j. tujuan belajar ditekankan pada penambahan pengetahuan (Depdiknas, Metode Pembelajaran Bahasa. Materi PTBK. Jakarta: 2005).
Kajian:
Teori behavioristik diawali dengan pengujian pada anjing. Sementara manusia adalah mahluk yang berakal dan tidak sepenuhnya bisa disamakan dengan binatang. Kalau kita kaji penerapan teori ini ada pada iklan biskuat (sebenarnya tidak inginmenyebutkan merek produk). Dalam iklan itu digambarkan dua orang anak yang mau membantu ibunya membereskan mainan-mainannya yang berserakan setelah ditunjukkan bahwa mereka akan mendapatkan hadiah “harta karun”. Pada kenyataannya, apabila hal itu diteterapkan pada anak kita, yang terjadi adalah mereka akan mencari hadiahnya tanpa melakukan pekerjaannya. Respon mereka bagus dan spontan hanya pada usaha mendapatkan hadiah. Seperti halnya anjing Ivan Pavlov yang mengeluarkan air liur apabila lampu menyala.
Dalam pembelajaran, berbeda lagi, karena cukup banyak siswa yang tidak mempunyai daya juang, sehingga stimulus itu hanya akan menggerakkan sebagian kecil siswa yang mempunyai daya juang tinggi. Pada umumnya mereka yang mempunyai semangat belajar tinggi adalah mereka yang dari rumah sudah berbekal niat dan semangat untuk belajar. Pada umumnya guru memberikan hadiah kepada siswa yang “paling” berprestasi dikelasnya. Semestinya hadiah itu diberikan kepada siapapun termasuk siswa yang paling tertinggal apabila mereka – siswa tertinggal itu – berprestasi dalam proses belajar. Mau mengubah cara belajar atau ada peningkatan hasil belajar meskipun tidak harus rengking pertama.
Saya tidak tahu, apakah Ivan Pavlov menguji beberapa anjing, atau hanya seekor anjing saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar