Selasa, 26 April 2016

Materi UAS Apresiasi Seni



SENI DALAM PANDANGAN UMUM
PENGERTIAN APRESIASI : Apresiasi adalah upaya untuk pengenalan terhadap obyek seni kepada masyarakat luas
Apresiasi bisa secara:
      Aktif     : Melibatkan apresian dalam kegiatan tertentu.
      Pasif     : Dapat dilakukan ketika seseorang menyaksikan pertunjukan/pameran tanpa ada tindakan untuk mengkritik atau menilai pertunjukan maupun pameran yang dilihat.
PENGERTIAN SENI
Seni berasal dari kata Sani (sansekerta) : pemujaan, pelayanan, donasi.
                    Genie (belanda) atau Genius
v Segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia (Ki Hajar Dewantara).
v Kegiatan rohani manusia yang merefleksi realitas (kenyataan) dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya (Akhdiat K. Miharja).
v Hasil karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya, pengalaman-pengalaman batin tersebut disajikan secara indah atau menarik sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada orang lain yang menghayatinya (Soedarso, SP.).
SENI SECARA TEORITIS DAPAT DIBAGI MENJADI DUA BAGIAN BESAR
1.   Seni Murni
Seni yang dibuat tanpa   mempertimbangkan kepentingan tertentu di luar fungsi atau bentuk yang ia punyai.
Contoh : pembuatan pot bunga untuk menanam bunga
2. Seni Terapan
Seni yang penciptaannya dirancang untuk kepentingan tertentu di luar fungsi sebenarnya.
Contoh : Pembuatan pot bunga selain untuk menanam bunga juga untuk menghias ruangan.
KEDUDUKAN SENI PADA MASYARAKAT MEMILIKI TIGA WILAYAH
§  Wilayah Kreatif      =  Seniman
§  Wilayah Rekreatif    = Pengamat   
§  Wilayah Apresiatif   = Pecinta Seni
SECARA GARIS BESAR APRESIASI SENI BERHUBUNGAN DENGAN TIGA HAL
SENI DENGAN ALAM :
Mengisyaratkan manusia untuk selalu ingat pada alam sebagai sumber          penciptaan karya seni.
Contoh : Nyi Roro Kidul.
SENI DENGAN LINGKUNGAN :
Memberi pesan kepada masyarakat untuk selalu dekat dengan lingkungan sekitarnya.
Contoh : Lukisan Monalissa.
SENI DENGAN EKSPRESI:
Keduanya saling mendukung, tidak bisa dipisahkan karena di dalam seni ada ekspresi.
Contoh : Pakaian dari daur ulang sampah plastik.
SEJARAH LAHIRNYA TARI
*    Tari sebagai seni yang bernilai tinggi telah ada sejak jaman prasejarah (Curt Sasch).
*    Tari lahir bersama-sama dengan lahirnya manusia di dunia (RM. Soedarsono).
Seni tari dikenal pada abad ke-19 di kalangan istana (raja-raja).
DEFINISI SENI TARI DAN ELEMEN-ELEMEN SENI TARI
v Gerak yang ritmis dan indah (Curt Sasch).
v Gerak-gerak yang diberi bentuk secara ekpresif yang diciptakan oleh manusia untuk dapat dinikmati dengan rasa (Suzanne K. Langer).
v Gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang (Corrie Hartong).
v Gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu (Pangeran Soeryodiningrat).
v Keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yang harmonis (Bagong Kussudiardjo).
v Ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah (RM. Soedarsono).
ELEMEN-ELEMEN SENI TARI
q ELEMEN POKOK :
l  Gerak Tari : Sebuah proses perpindahan dari satu sikap tubuh yang satu ke sikap yang lain.
Gerak Tari dapat dibagi menjadi dua yaitu:
Ø Gerak Murni (pure movemen) : Gerak Murni adalah gerak yang digarap sekedar untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu.
Ø Gerak Maknawi (gesture) : Gerak Maknawi adalah Gerak yang mengandung arti yang jelas.
l  Ruang : Pemahaman ruang sebagai elemen tari memiliki hubungan dengan kekuatan-kekuatan motor penggeraknya, yaitu struktur ritmis dari pola gerakan yang terjadi di dalam ruang.
l  Waktu : Waktu dipahami sebagai faktor pengorganisir dalam setiap kegiatan. Struktur waktu dalam tari dapat kita pahami adanya aspek tempo, ritme, dan durasi.
q ELEMEN PENUNJANG SENI TARI:
l  Tata Rias dan Tata Busana :
Tata Rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan wajah para penari sesuai dengan karakter.
Fungsi rias : untuk memperjelas garis-garis wajah, untuk membedakan karakter antar tokoh, misal : putri dengan rasaksa, keras dengan lembut, dll.
Tata Busana adalah perlengkapan yang dikenakan dalam pentas. Busana yang baik bukan hanya sekedar berguna sebagai penutup tubuh penari, tetapi merupakan suatu penunjang keindahan ekspresi gerak penarinya.
l  Iringan : Iringan Tari dapat menciptakan suasana karena memiliki unsur ritme, unsur nada, unsur melodi, dan unsur harmoni, sehingga dapat menimbulkan kualitas emosional yang dapat menciptakan suasana rasa sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sebuah tarian (Sal Murgiyanto).
l  Tempat pertunjukan : Tempat merupakan aspek yang penting dalam sebuah pertunjukan tari. Sistem penataan panggung yang baik merupakan salah satu faktor untuk menarik perhatian para penonton
l  Properti : Perlengkapan yang ikut ditarikan, seperti: kipas, pedang, panah, keris, selendang, tameng, saputangan, dan lain sebagainya.
l  Tata Lampu : Tata Lampu dalam sebuah pertunjukan tari harus diperhatikan, karena bukan hanya sekedar sebagai penerang saja tetapi untuk memberikan suasana tertentu.
SEJARAH DAN PERIODISASI TARI DI INDONESIA
SEJARAH LAHIRNYA TARI
Tari sebagai seni yang bernilai tinggi telah ada sejak jaman prasejarah  (Curt Casch).
Tari lahir bersama-sama dengan lahirnya manusia di dunia (RM. Soedarsono).
PERIODISASI TARI DI INDONESIA:
A. PERIODE MASA PRA KEMERDEKAAN :  Keberadaan Tari pada masa ini melalui tiga tahapan yaitu :
1. Periode Masa Pra Sejarah :  Tari pada masa ini tercipta sebagai tari ritual, yaitu untuk upacara memanggil roh nenek moyang atau para dewa yang bertujuan supaya dibebaskan dari roh jahat yang sering mengganggu keselamatan warga masyarakat.
2. Periode Masa Pengaruh Agama Hindu : Tari di Indonesia  mendapat pengaruh Agama Hindu  yang sangat kuat adalah di Jawa, Sunda, dan Bali. Hal ini terlihat dari ciri-ciri budaya tersebut pada materi, tema, ataupun gerak tarinya.
3. Periode Masa Pengaruh Agama Islam : Pada masa ini, daerah yang sangat kuat mendapat pengaruh dari budaya Islam adalah daerah di kepulauan Sumatra seperti: Aceh, Sumatra Barat, Jambi, dan riau. Selain di Sumatra, tari-tarian Islam juga berkembang di daerah-daerah pantai Kalimantan, Lombok, serta di Jawa yaitu di sepanjang pesisir pantai utara.
B. PERIODE MASA KEMERDEKAAN
Pada masa ini, Tari Keraton bukan sebagai milik Istana saja, tetapi di seluruh Indonesia merasa memiliki. Bersamaan dengan itu, banyak berdiri organisasi-organisasi tari di luar tembok kraton yang diprakarsai oleh para pangeran dan para abdi dalem.  
C. PERIODE MASA PASCA KEMERDEKAAN
Pada masa ini, pemerintah merintis berdirinya lembaga-lembaga pendidikan formal seni tari, yang merupakan upaya positif bagi kelangsungan kehidupan seni tari.

JENIS-JENIS TARI
Atas pola Garapannya Tari di Indonesia Dapat Dibagi Dua Yaitu:
v TARI TRADISIONAL:  Tari Tradisional adalah semua tarian yang telah mengalami perjalanan sejarah cukup lama yang selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang telah ada. TARI TRADISIONAL DAPAT DIBAGI MENJADI TIGA :
v  TARI PRIMITIF          : Tari yang hidup dan berkembang pada masa peradaban masyarakat di daerah pedalaman, dan secara koreografis tarian ini masih sangat sederhana baik dilihat dari gerak, tata rias dan busana, serta iringannya.
v  TARI KERAKYATAN     : Tari yang hidup dan berkembang di daerah pedesaan dan masih berpijak kepada kebudayaan primitif. Tari Kerakyatan masih dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu: kategori Slawatan, kategori Reog, dan kategori Jathilan . 
Kategori Slawatan : lebih mengarah pada seni religius (keislaman).
Kategori Reog : lebih menunjukkan simbol kebaikan dan kejahatan yang dipersonifikasikan dalam tokoh-tokoh yang ada pada Epos Panji.
Kategori Jathilan : Lebih leluasa dikembangkan dan cerita yang ditampilkan dapat mengambil kisah kehidupan masyarakat sekitarnya. Tari ini juga tidak terlalu mementingkan kemampuan teknik menari yang baik, namun lebih pada ekspresi penjiwaan serta intensitas dalam melakukan gerak.
v  TARI KLASIK       : Tari yang semula berkembang di kalangan raja dan bangsawan dan telah mencapai kristalisasi artistik yang tinggi dan telah pula menempuh perjalanan sejarah yang cukup panjang sehingga memiliki pula nilai tradisional.
v TARI KREASI BARU : Tari Kreasi Baru merupakan pengembangan yang bersumber dari tari klasik dan atau tari kerakyatan. Tari ini lebih leluasa dikembangkan menurut selera koreografernya dengan mengambil tema tertentu yang diinginkan.
v TARI NON TRADISIONAL

BENTUK TARI MENURUT KOREOGRAFINYA
SECARA KOREOGRAFI BENTUK TARI DAPAT DIKATEGORIKAN MENJADI TIGA BAGIAN:
A. BENTUK TARI TUNGGAL       : Tari yang dibuat atau dirancang untuk dibawakan oleh satu orang penari. Namun demikian dapat juga tari ini dibawakan lebih dari satu orang.
B.  BENTUK TARI BERPASANGAN      : Tari ini telah dirancang untuk sebuah penampilan yang memerlukan kerjasama dalam membawakan tarian sesuai dengan karakter yang dibawakan penari. Tari ini dipentaskan secara berpasangan.
C.  BENTUK TARI KELOMPOK     : Jenis koreografi kelompok ini dirancang secara khusus untuk dibawakan oleh lebih dari dua orang penari. 

FUNGSI DAN KEDUDUKAN TARI DALAM MASYARAKAT
FUNGSI PRIMER SENI TARI
1.   Untuk kepentingan upacara ritual : Fungsi seni untuk kepentingan ritual berlangsung pada masa ketika peradaban manusia masih sangat terbelakang. Kecenderungan seni ritual masa lalu lebih menekankan pada misi dari pada fisik atau bentuk.
2. Sebagai hiburan pribadi : Tari ini disajikan untuk tujuan menghibur dirinya sendiri dan menghibur orang lain (masyarakat).
3. Sebagai penyajian estetis atau tontonan    : Tari ini disajikan untuk tujuan menghibur masyarakat, dan mampu memberi kesenangan kepada seseorang atau kelompok orang yang berada di sekitar pertunjukan.
FUNGSI SEKUNDER SENI TARI
1.   Sebagai Media Pendidikan         : Esensi seni sebenarnya tidak dapat lepas dari muatan edukatif, apa yang dituangkan ke dalam berbagai cabang seni merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan untuk membentuk budi pekerti seseorang.
2. Sebagai Media Industri      : Fungsi ini lebih mengarah pada tujuan atau kepentingan tertentu untuk mendukung satu produk tertentu, dan mampu memberi daya tarik pada produk yang ditawarkan.
3. Sebagai Media Terapi        : Secara khusus untuk memberi ketenangan batin seseorang yang sedang menderita secara psikis, dengan berolah seni seseorang yang memiliki permasalahan atau tertekan jiwanya akan terobati.
4. Sebagai Media Ekspresi/Aktualisasi diri : Kecenderungan fungsi ini merupakan perwujudan  dari semboyan seni untuk seni, tidak ada orang yang dapat mengganggu gugat ekspresi seni tari dalam penampilannya.
5. Sebagai Media Komersial          : Fungsi ini untuk kategori sebagai alat mendatangkan keuntungan, bisa dibuat menurut keperluan dan keinginan si pemesan.
PENGERTIAN SENI MUSIK DAN UNSUR-UNSURNYA
PENGERTIAN SENI MUSIK
§  Ilmu pengetahuan dan seni tentang kombinasi ritmik dari nada-nada, baik vokal maupun instrumental, yang meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama aspek emosional (David Ewen).
§  Ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk suatu konsep pemikiran yang bulat, dalam wujud nada-nada atau bunyi lainnya yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam lingkungan hidupnya, sehingga dapat dimengerti dan dinikmati (Suhastjarja).
§  Seni musik merupakan cabang seni yang paling tua, karena mudah ditangkap oleh manusia dan mudah dipahami dimanapun berada, musik lebih mudah diingat.
UNSUR-UNSUR SENI MUSIK
§  IRAMA/RITME   : Ritme dalam musik yang mengatur alunan musik di dalam ruang waktu. Waktu musikal adalah waktu yang hidup dalam variasi yang tidak terbatas, bergerak pada kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda, seperti: tinggi nada, warna nada, dan dinamik.
§  MELODI          : Serangkaian nada-nada yang kesemuanya merupakan suatu kesatuan arti. Sebuah melodi mulai, lalu bergerak, kemudian berakhir memiliki arah, bentuk, dan kontinuitas.
§  HARMONI        : Suatu cara bagaimana akor-akor itu disusun dan ditempatkan antara sebuah akor dengan akor yang lain secara berurutan menurut progresi yang dikehendaki oleh melodi.

JENIS-JENIS MUSIK
A.     MUSIK KLASIK     : Musik yang berasal dan berkembang di negara barat (Eropa) pada abad pertengahan setelah masehi. Musik klasik berarti sesuatu yang serius.
Contoh : Musik karya Mozart.
Periodisasi Musik Klasik: 
Ø Periode Abad Pertengahan (Middle Ages)- Tahun 450-1450 : Pendidikan musik yang ada pada waktu itu dimaksudkan untuk pendidikan musik gereja, dan untuk keperluan beribadah. Karya musik pada masa ini adalah musik vokal yang diciptakan untuk penyanyi tunggal.
Ø Periode Reneisan (Renaissance) -Tahun 1450-1600 : Musik pada waktu itu masih tetap untuk kegiatan ibadah di gereja. Karya musik pada masa ini adalah musik vokal yang diciptakan untuk koor (paduan suara).
Ø Periode Barok (Baroque)- Tahun 1600-1750 : Karakteristik musik pada masa ini adalah banyaknya ornamen-ornamen atau hiasan pada susunan nada-nadanya dan penggunaan dinamik yang sangat kontras.
Ø Periode Klasik (Classical) - Tahun 1750-1820 : Periode ini disebut periode yang penuh cahaya. Musik pada masa ini lebih dominan pada nada-nada yang sederhana, lincah, riang, dan gembira.
Ø  Periode Romantik (Romantic) -Tahun  1820-1900 : Karya musik pada masa ini masih meneruskan gaya musik pada masa klasik. Para pencipta lebih menekankan pada kepentingan ekspresi individu mereka.
B.     MUSIK POPULER : Segala jenis musik yang sedang berkembang sejajar dengan perkembangan media audio-visual (Mack. D.). Jenis-jenis Musik Populer:  Jenis Aliran Musik Jazz dan  Jenis Musik Rock
C.      MUSIK KERONCONG : Di antara jenis musik yang ada di Indonesia, musik keroncong merupakan musik asli Indonesia. Gaya vokal pada musik keroncong banyak ornamen-ornamen atau hiasan-hiasan.
JENIS-JENIS ALAT MUSIK
Ø Alat Musik yang berasal dari manusia (Musik Internal)    : Sumber bunyi alat musik ini adalah berasal dari anggota badan. Seperti: tepukan tangan, hentakan kaki, dan yang lebih spesifik adalah suara manusia.
Contoh : Pada Tari Kecak (Bali), Tari Kecak Pong (pada upacara kelahiran bayi) (Bali), Wayang Jemblung.
Suara manusia dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis suara yaitu:
     Sopran    : jenis suara tinggi pada wanita (c1-a2)
     Alto      : jenis suara rendah pada wanita (f-d2)
     Tenor     : jenis suara tinggi pada pria (c-a2)
     Bas       : jenis suara rendah pada pria (E-d1)
Ø Alat Musik Pukul (Idiophone)        : Alat musik ini cara memainkannya atau cara membunyikannya dengan dipukul, disentuhkan satu sama lain, atau dikocok.  Contoh alat musik pukul adalah simbal, ringbell, marakas, triangle, hibat, sistru, anglung, kenthongan, rebana, dan sebagainya.
Ø Alat Musik Tiup Logam dan Kayu (Aerophone) : Sumber bunyi alat musik ini adalah hasil getaran dari tegangan bibir yang ditiup atau digetarkan, diperkeras oleh badan alat musik itu sendiri. Contoh :
Alat musik tiup logam     : trompet, horn, Perancis, dan tuba.
Alat musik tiup kayu      : flute, klarinet, obou, tarompet, serunai, dan saluang.
Ø Alat Musik Berdawai (Chordophon)        : Cara membunyikan atau memainkan alat musik ini ada yang dipetik dan digesek, yang diperkeras oleh kotak tempat dawai atau snar yang direntangkan . Contoh alat musik berdawai:
Alat musik dawai yang dipetik antara lain : gitar, harpa, kecapi.
Alat musik dawai yang digesek antara lain : biola, cello, kontra bass, rebab.
Ø Alat Musik Kibord (Keyboard): Pengertian alat musik kibord disini adalah alat musik yang mempunyai bilahan-bilahan.
Contoh alat musik tersebut adalah         : piano, organ, akordeon, dan pianika.
PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR  SENI RUPA
PENGERTIAN SENI RUPA
Seni Rupa merupakan seni yang monumental, dalam seni rupa pengekspresian penciptaan dilakukan di beberapa media sesuai dengan ide atau gagasannya.
KARYA SENI RUPA DAPAT DITINJAU DARI DUA SEGI:
v Segi Bentuk   : merupakan wujud rupa atau indrawi yang dapat diamati melalui unsur-unsur rupanya.
v Segi Isi        : merupakan pranata rukhaniah (ide) dari berbagai gambaran perasaan yang digambarkan dalam wujud lahiriah.
UNSUR-UNSUR SENI RUPA
§  GARIS         : Garis merupakan unsur visual yang penting dalam seni rupa, dan dapat membentuk berbagai karakter serta watak pembuatnya, sehingga bagi perupa garis merupakan unsur visual penting dalam mengekspresikan ide-idenya.
§  BENTUK      : Bentuk merupakan segala sesuatu yang dapat dilihat, mempunyai bentuk yang memberikan identifikasi tertentu dalam persepsi kita.
§  VOLUME      : Dalam seni rupa volume diciptakan melalui ilusi yang mengesankan keruangan, penggambaran massa dengan ilusi dapat dibentuk dengan garis-garis atau dengan gelap terang sehingga dapat memberi kesan berat, tegar, kokoh, dan sebagainya.
§  GELAP TERANG: Gelap terang merupakan perbedaan-perbedaan yang berkenaan dengan sinar atau cahaya, unsur ini dapat ditampilkan secara kontras atau menyolok. Manipulasi gelap terang dapat memberi kesan soliditas, jarak, tekstur, dan bentuk.
§  TEKSTUR      : Tekstur adalah kualitas dari suatu permukaan yang memiliki sifat-sifat lembut, kasar, licin, lunak, atau keras (nilai raba pada permukaan suatu benda).
§  WARNA : Warna adalah sebagai media pengekspresian yang diwujudkan melalui karya seni, warna di sini mempunyai tujuan yang bermacam-macam baik itu untuk melambangkan sesuatu ataupun mewakili identitas warna itu sendiri.
CABANG DAN MACAM ALIRAN SENI RUPA
CABANG-CABANG SENI RUPA
§  SENI MURNI : Karya seni rupa yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media ekspresi. Dalam hal ini yang dipentingkan adalah kebebasan berekspresi.
Yang termasuk kategori seni murni adalah:
      Seni Lukis
      Seni Patung
      Seni Grafis
§  SENI TERAPAN     : Seni yang penciptaannya dirancang untuk kepentingan tertentu, dan lebih menekankan kepada fungsi ekonomi dan nilai gunanya.
Yang termasuk kategori seni terapan adalah: seni kriya dan seni kerajinan.
§  SENI DESAIN  : Pengalaman, ketrampilan, dan pengetahuan yang mencerminkan kepentingan manusia dari apresiasi dan adaptasinya dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidup jasmani dan rukhani.
Yang termasuk kategori seni Desain adalah:
 . Desain Komunikasi Visual
 . Desain Ruang Dalam (Interior)
MACAM-MACAM ALIRAN SENI RUPA:
Ø Aliran Klasikisme (Classicisme)
Ø  Aliran Romantisme
Ø  Aliran Realisme
Ø  Aliran Naturalisme
Ø  Aliran Impresionisme
Ø Aliran Ekspresionisme
Ø Aliran Kubisme
Ø Aliran Futurisme
Ø Aliran Fauvisme
Ø Aliran Dadaisme
Ø  Aliran Suryalisme
Ø  Aliran Abstrak

PENGERTIAN SASTRA DAN  JENIS-JENIS SASTRA
PENGERTIAN SASTRA
Wellek dan Warren (1993) mengemukakan beberapa definisi sastra:
§  Sastra adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak
§  Sastra dibatasi hanya pada mahakarya yaitu buku-buku yang dianggap menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya.
§  Sastra diterapkan pada seni sastra, yaitu dipandang sebagai karya imajinatif
Luxemburg dkk. (1989) mengemukakan definisi sastra sebagai berikut:
§  Sastra adalah sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan pertama-tama sebuah imitasi.
§  Sastra merupakan luapan emosi yang spontan.
§  Sastra bersifat otonom, tidak mengacu kepada sesuatu yang lain, sastra tidak bersifat komunikatif.
§  Sastra itu bercirikan suatu koherensi. Pengertian koherensi ini pertama-tama mengacu pada keselarasan yang mendalam antara bentuk dan isi.
§  Sastra menghidangkan sebuah sintesa antara hal-hal yang saling bertentangan.
§  Sastra mengungkapkan yang tak terungkapkan. Sastra mampu menghadirkan aneka macam asosiasi dan konotasi yang dalam  bahasa sehari-hari jarang kita temukan.
JENIS-JENIS SASTRA
A. JENIS NARATIF: Teks naratif adalah semua teks-teks yang tidak bersifat dialog dan yang isinya merupakan suatu kisah sejarah, sebuah deretan peristiwa (Luxemburg, 1984).
 Unsur-unsur pembangun fiksi atau teks naratif
      Tokoh : Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi atau teks naratif. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga merupakan gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. 
      Alur : Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan kausalitas. Secara garis besar alur dibagi dalam tiga bagian, yaitu awal, tengah, dan akhir.
      Latar : Dalam fiksi latar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat berkaitan dengan masalah geografis, latar waktu berkaitan dengan masalah waktu, latar sosial berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
      Judul : Judul merupakan hal pertama yang paling mudah dikenal oleh pembaca karena sampai saat ini tidak ada karya yang tanpa judul. Judul sering mengacu pada tokoh, latar, tema, maupun kombinasi dari beberapa unsur tersebut.
      Sudut Pandang : Sudut pandang memasalahkan siapa yang bercerita. Sudut pandang dibedakan menjadi sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. Sudut pandang dapat dibedakan menjadi:
Ø Sudut pandang akuan sertaan
Ø Sudut pandang akuan taksertaan
Ø Sudut pandang diaan maha tahu
Ø Sudut pandang diaan terbatas

      Gaya dan Nada : Gaya (gaya bahasa) merupakan cara pengungkapan seorang yang khas bagi seorang pengarang. Gaya meliputi penggunaan diksi (pilihan kata), imajeri (citraan), dan sintaksis (pilihan pola kalimat).
Nada berhubungan dengan pilihan gaya untuk mengekspresikan sikap tertentu.
      Tema : Tema merupakan makna cerita. Tema pada dasarnya merupakan sejenis komentar terhadap subyek atau pokok masalah, baik secara eksplisit maupun implisit. Tema memiliki fungsi untuk menyatukan unsur-unsur lainnya, dan juga berfungsi untuk melayani visi atau responsi pengarang terhadap pengalaman dan hubungan totalnya dengan jagat raya (Sayuti, 2000).
B.  JENIS DRAMATIK : Yang dimaksudkan dengan teks-teks drama adalah semua teks yang          bersifat dialog dan yang isinya membentangkan sebuah alur (Luxemburg, 1984).
Unsur-unsur  Pembangun Drama
1.   Tema dan amanat    : Tema merupakan rumusan intisari cerita sebagai landasan idiil dalam menentukan arah tujuan cerita (Harymawan, 1988).
Amanat pada dasarnya merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton.

2. Alur (plot)          : Alur pada dasarnya merupakan deretan peristiwa dalam hubungan logik dan kronologik saling berkaitan dan yang diakibatkan atau dialami oleh para pelaku (Luxemburg, 1984).
3. Penokohan (perwatakan) : Tokoh dalam drama mengacu pada watak (sifat-sifat pribadi seorang pelaku) sementara aktor atau pelaku mengacu pada peran yang bertindak atau berbicara dalam hubungannya dengan alur peristiwa.
4. Latar (setting)           : Latar dalam naskah drama, yang meliputi latar tempat, waktu, dan suasana, akan ditunjukkan dalam teks samping atau teks nondialog. Dalam pentas drama latar tersebut akan divisualisasikan di atas pentas dengan tampilan dan dekorasi yang menunjukkan situasi tempat.
5. Cakapan (dialog)     : Dalam drama ada dua macam cakapan, yaitu dialog dan monolog. Disebut dialog ketika ada dua orang atau lebih tokoh bercakap-cakap. Disebut monolog ketika seseorang tokoh bercakap-cakap dengan dirinya sendiri.
6. Lakuan (action)           : Lakuan merupakan kerangka sebuah drama. Lakuan harus berhubungan dengan plot dan watak tokoh. Lakuan yang seperti itu disebut sebagai lakuan yang dramatik (Brahim, 1968).

C. JENIS PUISI : Yang dimaksudkan dengan teks-teks puisi adalah teks-teks monolog yang isinya tidak pertama-tama merupakan sebuah alur. Selain itu, teks puisi bercirikan penyajian tipografik tertentu (Luxemburg, 1984).
Unsur-unsur  Pembangun Puisi
1.   Bunyi           : Dalam puisi cenderung mendayagunakan unsur perulangan bunyi. Bunyi memiliki peran antara lain agar puisi itu merdu jika dibaca dan didengarkan, sebab pada hakikatnya puisi merupakan salah satu karya seni yang diciptakan untuk didengarkan (Sayuti, 2002).
2. Diksi            : Diksi adalah pilihan kata atau frase dalam karya sastra (Abrams,1981). Setiap penyair akan memilih kata-kata yang tepat, sesuai dengan maksud yang ingin diungkapkan dan efek puitis yang ingin dicapai.
3. Bahasa Kiasan   : Bahasa kias merupakan penyimpangan dari pemakaian bahasa yang biasa, yang makna katanya atau rangkaian katanya digunakan dengan tujuan untuk mencapai efek tertentu (Abramss, 1981).
4. Citraan         : Citraan merupakan gambaran-gambaran angan dalam puisi yang ditimbulkan melalui kata-kata (Pradopo, 1987).
5. Sarana Retorika : Sarana retorika merupakan muslihat intelektual, yang dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu hiperbola, ironi, ambiguitas, paradoks, litotes, dan elipsis (Altenbernd & Lewis, 1969).
6. Bentuk Visual   : Bentuk visual merupakan salah satu unsur puisi yang paling mudah dikenal. Bentuk visual meliputi penggunaan tipografi dan susunan baris. Bentuk visual pada umumnya berhubungan dengan makna puisi.
7.  Makna          : Makna merupakan wilayah isi sebuah puisi. Setiap puisi pasti mengandung makna, baik yang disampaikan secara langsung maupun secara tidak langsung, implisit atau simbolis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar