SENI DALAM PANDANGAN UMUM
PENGERTIAN APRESIASI
: Apresiasi adalah upaya untuk pengenalan terhadap obyek seni kepada masyarakat luas
Apresiasi bisa secara:
Aktif : Melibatkan
apresian dalam kegiatan
tertentu.
Pasif : Dapat
dilakukan ketika seseorang menyaksikan pertunjukan/pameran tanpa ada tindakan
untuk mengkritik atau menilai pertunjukan
maupun pameran yang dilihat.
PENGERTIAN SENI
Seni berasal dari kata Sani
(sansekerta) : pemujaan, pelayanan, donasi.
Genie (belanda) atau Genius
v Segala perbuatan manusia yang timbul dari
hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan
manusia (Ki Hajar Dewantara).
v Kegiatan rohani manusia yang merefleksi
realitas (kenyataan)
dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya (Akhdiat K.
Miharja).
v Hasil karya manusia yang mengkomunikasikan
pengalaman-pengalaman batinnya, pengalaman-pengalaman batin tersebut disajikan
secara indah atau menarik sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula
pada orang lain yang menghayatinya (Soedarso, SP.).
SENI SECARA TEORITIS DAPAT DIBAGI MENJADI DUA BAGIAN
BESAR
1. Seni
Murni
Seni yang dibuat tanpa mempertimbangkan kepentingan tertentu di
luar fungsi atau bentuk yang ia punyai.
Contoh
: pembuatan pot bunga untuk menanam bunga
2. Seni
Terapan
Seni yang penciptaannya dirancang untuk
kepentingan tertentu di luar fungsi sebenarnya.
Contoh
: Pembuatan pot bunga selain untuk menanam bunga juga untuk menghias ruangan.
KEDUDUKAN
SENI PADA MASYARAKAT MEMILIKI TIGA WILAYAH
§ Wilayah Kreatif = Seniman
§ Wilayah Rekreatif = Pengamat
§ Wilayah Apresiatif = Pecinta Seni
SECARA GARIS BESAR APRESIASI SENI BERHUBUNGAN DENGAN
TIGA HAL
SENI
DENGAN ALAM :
Mengisyaratkan manusia
untuk selalu ingat pada alam sebagai sumber penciptaan karya seni.
Contoh : Nyi Roro Kidul.
SENI
DENGAN LINGKUNGAN :
Memberi pesan kepada
masyarakat untuk selalu dekat dengan lingkungan sekitarnya.
Contoh : Lukisan Monalissa.
SENI
DENGAN EKSPRESI:
Keduanya saling
mendukung, tidak bisa dipisahkan karena di dalam seni ada ekspresi.
Contoh : Pakaian dari daur ulang sampah plastik.
SEJARAH
LAHIRNYA TARI
Tari
sebagai seni yang bernilai tinggi telah ada sejak jaman prasejarah (Curt
Sasch).
Tari
lahir bersama-sama dengan lahirnya manusia di dunia (RM. Soedarsono).
Seni tari dikenal
pada abad ke-19 di kalangan istana (raja-raja).
DEFINISI SENI TARI DAN ELEMEN-ELEMEN SENI
TARI
v Gerak yang ritmis dan indah (Curt Sasch).
v Gerak-gerak yang diberi bentuk secara
ekpresif yang diciptakan oleh manusia untuk dapat dinikmati dengan rasa
(Suzanne K. Langer).
v Gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis
dari badan di dalam ruang (Corrie Hartong).
v Gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh
manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu
(Pangeran Soeryodiningrat).
v Keindahan bentuk dari anggota badan manusia
yang bergerak, berirama dan berjiwa yang harmonis (Bagong Kussudiardjo).
v Ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan
dengan gerak-gerak ritmis yang indah (RM. Soedarsono).
ELEMEN-ELEMEN
SENI TARI
q ELEMEN POKOK :
l Gerak Tari : Sebuah
proses perpindahan dari satu sikap tubuh yang satu ke sikap yang lain.
Gerak Tari dapat dibagi menjadi dua yaitu:
Ø Gerak Murni (pure movemen)
: Gerak Murni adalah
gerak yang digarap sekedar untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak
dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu.
Ø Gerak Maknawi (gesture)
: Gerak Maknawi adalah
Gerak yang mengandung arti yang jelas.
l Ruang : Pemahaman
ruang sebagai elemen tari memiliki hubungan dengan kekuatan-kekuatan motor
penggeraknya, yaitu struktur ritmis dari pola gerakan yang terjadi di dalam
ruang.
l Waktu : Waktu
dipahami sebagai faktor pengorganisir dalam setiap kegiatan. Struktur waktu dalam
tari dapat kita pahami adanya aspek tempo, ritme, dan durasi.
q ELEMEN PENUNJANG SENI TARI:
l Tata Rias dan Tata Busana :
Tata Rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetik
untuk mewujudkan wajah para penari sesuai dengan karakter.
Fungsi rias : untuk memperjelas garis-garis
wajah, untuk membedakan karakter antar tokoh, misal : putri dengan rasaksa,
keras dengan lembut, dll.
Tata Busana adalah perlengkapan yang dikenakan dalam
pentas. Busana yang baik bukan hanya sekedar berguna sebagai penutup tubuh
penari, tetapi merupakan suatu penunjang keindahan ekspresi gerak penarinya.
l Iringan : Iringan Tari dapat menciptakan suasana
karena memiliki unsur ritme, unsur nada, unsur melodi, dan unsur harmoni,
sehingga dapat menimbulkan kualitas emosional yang dapat menciptakan suasana
rasa sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sebuah tarian (Sal Murgiyanto).
l Tempat pertunjukan : Tempat
merupakan aspek yang penting dalam sebuah pertunjukan tari. Sistem penataan
panggung yang baik merupakan salah satu faktor untuk menarik perhatian para
penonton
l Properti : Perlengkapan
yang ikut ditarikan, seperti: kipas, pedang, panah, keris, selendang, tameng,
saputangan, dan lain sebagainya.
l Tata Lampu : Tata
Lampu dalam sebuah pertunjukan tari harus diperhatikan, karena bukan hanya
sekedar sebagai penerang saja tetapi untuk memberikan suasana tertentu.
SEJARAH DAN PERIODISASI TARI DI INDONESIA
SEJARAH
LAHIRNYA TARI
Tari
sebagai seni yang bernilai tinggi telah ada sejak jaman prasejarah (Curt Casch).
Tari
lahir bersama-sama dengan lahirnya manusia di dunia (RM. Soedarsono).
PERIODISASI
TARI DI INDONESIA:
A. PERIODE MASA PRA KEMERDEKAAN : Keberadaan Tari pada masa ini melalui tiga tahapan yaitu :
1.
Periode
Masa Pra Sejarah : Tari
pada masa ini tercipta sebagai tari ritual, yaitu untuk upacara memanggil roh
nenek moyang atau para dewa yang bertujuan supaya dibebaskan dari roh jahat
yang sering mengganggu keselamatan warga masyarakat.
2. Periode Masa Pengaruh Agama Hindu : Tari di Indonesia mendapat pengaruh Agama Hindu yang sangat kuat adalah di Jawa, Sunda, dan
Bali. Hal ini terlihat dari ciri-ciri budaya tersebut pada materi, tema, ataupun gerak tarinya.
3. Periode Masa Pengaruh Agama Islam
: Pada masa ini, daerah
yang sangat kuat mendapat pengaruh dari budaya Islam adalah daerah di kepulauan
Sumatra seperti: Aceh, Sumatra Barat, Jambi, dan riau. Selain di Sumatra,
tari-tarian Islam juga berkembang di daerah-daerah pantai Kalimantan, Lombok,
serta di Jawa yaitu di sepanjang pesisir pantai utara.
B. PERIODE MASA KEMERDEKAAN
Pada masa ini, Tari Keraton bukan sebagai milik Istana
saja, tetapi di seluruh Indonesia merasa memiliki. Bersamaan dengan itu, banyak
berdiri organisasi-organisasi tari di luar tembok kraton yang diprakarsai oleh
para pangeran dan para abdi dalem.
C.
PERIODE MASA PASCA KEMERDEKAAN
Pada masa ini, pemerintah merintis berdirinya
lembaga-lembaga pendidikan formal seni tari, yang merupakan upaya positif bagi
kelangsungan kehidupan seni tari.
JENIS-JENIS TARI
Atas
pola Garapannya Tari di Indonesia Dapat Dibagi Dua Yaitu:
v TARI
TRADISIONAL: Tari Tradisional adalah semua tarian yang telah mengalami perjalanan sejarah
cukup lama yang selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang telah ada. TARI TRADISIONAL DAPAT DIBAGI MENJADI TIGA :
v TARI PRIMITIF : Tari yang hidup dan
berkembang pada masa peradaban masyarakat di daerah
pedalaman, dan secara koreografis tarian ini masih sangat sederhana baik
dilihat dari gerak, tata rias dan busana, serta iringannya.
v TARI KERAKYATAN : Tari yang hidup dan berkembang di daerah pedesaan dan masih berpijak kepada kebudayaan primitif. Tari Kerakyatan masih dapat dibagi menjadi
tiga kategori yaitu: kategori Slawatan, kategori Reog, dan kategori Jathilan
.
Kategori Slawatan : lebih mengarah pada seni
religius (keislaman).
Kategori Reog : lebih menunjukkan simbol kebaikan
dan kejahatan yang dipersonifikasikan dalam tokoh-tokoh yang ada pada Epos Panji.
Kategori Jathilan :
Lebih leluasa dikembangkan dan cerita yang ditampilkan dapat mengambil kisah kehidupan
masyarakat sekitarnya. Tari ini juga tidak terlalu mementingkan kemampuan
teknik menari yang baik, namun lebih pada ekspresi penjiwaan serta intensitas
dalam melakukan gerak.
v TARI KLASIK : Tari yang semula berkembang
di kalangan raja dan bangsawan dan telah mencapai kristalisasi
artistik yang tinggi dan telah pula menempuh perjalanan sejarah yang
cukup panjang sehingga memiliki pula nilai tradisional.
v TARI KREASI BARU : Tari Kreasi Baru merupakan pengembangan yang bersumber dari tari klasik dan atau tari kerakyatan. Tari ini lebih
leluasa dikembangkan menurut selera koreografernya dengan mengambil tema
tertentu yang diinginkan.
v TARI
NON TRADISIONAL
BENTUK TARI MENURUT KOREOGRAFINYA
SECARA KOREOGRAFI
BENTUK TARI DAPAT DIKATEGORIKAN MENJADI TIGA BAGIAN:
A. BENTUK TARI TUNGGAL : Tari yang dibuat atau dirancang untuk dibawakan oleh
satu orang penari. Namun demikian dapat juga tari ini dibawakan lebih dari satu
orang.
B. BENTUK TARI BERPASANGAN :
Tari ini telah
dirancang untuk sebuah penampilan yang memerlukan
kerjasama dalam membawakan tarian sesuai dengan karakter yang dibawakan
penari. Tari ini dipentaskan secara berpasangan.
C. BENTUK TARI KELOMPOK : Jenis koreografi kelompok ini dirancang
secara khusus untuk dibawakan oleh lebih dari dua orang
penari.
FUNGSI DAN KEDUDUKAN TARI DALAM MASYARAKAT
FUNGSI PRIMER SENI TARI
1. Untuk kepentingan upacara
ritual
: Fungsi seni untuk
kepentingan ritual berlangsung pada masa ketika peradaban manusia masih sangat
terbelakang. Kecenderungan seni ritual masa lalu lebih menekankan pada
misi dari pada fisik atau bentuk.
2. Sebagai hiburan pribadi : Tari ini disajikan untuk tujuan menghibur dirinya
sendiri dan menghibur orang lain (masyarakat).
3. Sebagai penyajian estetis atau
tontonan : Tari ini disajikan untuk tujuan menghibur masyarakat,
dan mampu memberi kesenangan kepada seseorang atau kelompok orang yang berada
di sekitar pertunjukan.
FUNGSI SEKUNDER SENI TARI
1. Sebagai Media Pendidikan : Esensi seni sebenarnya tidak dapat lepas
dari muatan edukatif, apa yang dituangkan ke dalam berbagai cabang seni
merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan untuk membentuk budi pekerti
seseorang.
2. Sebagai Media Industri : Fungsi ini
lebih mengarah pada tujuan atau kepentingan tertentu untuk mendukung satu
produk tertentu, dan mampu memberi daya tarik pada produk yang ditawarkan.
3. Sebagai Media Terapi : Secara khusus
untuk memberi ketenangan batin seseorang yang sedang menderita secara psikis,
dengan berolah seni seseorang yang memiliki permasalahan atau tertekan jiwanya
akan terobati.
4. Sebagai Media
Ekspresi/Aktualisasi diri :
Kecenderungan fungsi
ini merupakan perwujudan dari
semboyan seni untuk seni, tidak ada orang yang dapat mengganggu gugat ekspresi
seni tari dalam penampilannya.
5. Sebagai Media
Komersial : Fungsi ini untuk kategori sebagai alat mendatangkan
keuntungan, bisa dibuat menurut keperluan dan keinginan si pemesan.
PENGERTIAN SENI MUSIK DAN UNSUR-UNSURNYA
PENGERTIAN SENI MUSIK
§ Ilmu pengetahuan dan seni
tentang kombinasi ritmik dari nada-nada, baik vokal maupun instrumental, yang
meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin
diungkapkan terutama aspek emosional (David Ewen).
§ Ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk suatu konsep pemikiran yang
bulat, dalam wujud nada-nada atau bunyi lainnya yang mengandung ritme dan
harmoni, serta mempunyai suatu bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri
sendiri dan manusia lain dalam lingkungan hidupnya, sehingga dapat dimengerti
dan dinikmati (Suhastjarja).
§ Seni musik merupakan cabang seni yang paling tua, karena mudah
ditangkap oleh manusia dan mudah dipahami dimanapun berada, musik lebih mudah
diingat.
UNSUR-UNSUR SENI MUSIK
§ IRAMA/RITME : Ritme dalam
musik yang mengatur alunan musik di dalam ruang waktu. Waktu musikal adalah waktu yang hidup dalam variasi yang
tidak terbatas, bergerak pada kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda,
seperti: tinggi nada, warna nada, dan dinamik.
§ MELODI : Serangkaian nada-nada yang kesemuanya merupakan suatu kesatuan arti.
Sebuah melodi mulai, lalu bergerak, kemudian berakhir memiliki arah, bentuk,
dan kontinuitas.
§ HARMONI : Suatu cara bagaimana akor-akor itu disusun dan ditempatkan antara sebuah
akor dengan akor yang lain secara berurutan menurut progresi yang dikehendaki
oleh melodi.
JENIS-JENIS
MUSIK
A. MUSIK
KLASIK : Musik yang
berasal dan berkembang di negara barat (Eropa) pada abad pertengahan setelah
masehi. Musik klasik berarti sesuatu yang serius.
Contoh
: Musik karya Mozart.
Periodisasi Musik Klasik:
Ø Periode Abad Pertengahan (Middle Ages)- Tahun 450-1450 : Pendidikan musik yang ada pada waktu itu dimaksudkan untuk pendidikan
musik gereja, dan untuk keperluan beribadah. Karya musik pada masa ini adalah
musik vokal yang diciptakan untuk penyanyi tunggal.
Ø Periode Reneisan (Renaissance)
-Tahun 1450-1600 : Musik pada waktu itu masih tetap untuk
kegiatan ibadah di gereja. Karya musik pada masa ini adalah musik vokal yang
diciptakan untuk koor (paduan suara).
Ø Periode Barok (Baroque)-
Tahun 1600-1750 : Karakteristik musik pada masa ini adalah banyaknya ornamen-ornamen atau
hiasan pada susunan nada-nadanya dan penggunaan dinamik yang sangat kontras.
Ø Periode Klasik (Classical)
- Tahun 1750-1820 : Periode ini disebut periode yang penuh cahaya. Musik pada masa
ini lebih dominan pada nada-nada yang sederhana, lincah, riang, dan gembira.
Ø Periode Romantik (Romantic)
-Tahun 1820-1900 :
Karya musik pada masa
ini masih meneruskan gaya musik pada masa klasik. Para pencipta lebih
menekankan pada kepentingan ekspresi individu mereka.
B. MUSIK
POPULER :
Segala jenis musik yang
sedang berkembang sejajar dengan perkembangan media audio-visual (Mack. D.). Jenis-jenis Musik
Populer: Jenis Aliran Musik Jazz dan Jenis Musik Rock
C. MUSIK
KERONCONG :
Di antara jenis musik
yang ada di Indonesia, musik keroncong merupakan musik asli Indonesia. Gaya
vokal pada musik keroncong banyak ornamen-ornamen atau hiasan-hiasan.
JENIS-JENIS
ALAT MUSIK
Ø Alat
Musik yang berasal dari manusia
(Musik Internal) : Sumber bunyi alat musik ini adalah berasal dari
anggota badan. Seperti: tepukan tangan, hentakan kaki, dan yang lebih spesifik
adalah suara manusia.
Contoh
: Pada Tari Kecak (Bali), Tari Kecak Pong (pada upacara kelahiran bayi) (Bali),
Wayang Jemblung.
Suara manusia dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis
suara yaitu:
Sopran : jenis suara tinggi pada wanita (c1-a2)
Alto : jenis suara rendah pada wanita (f-d2)
Tenor : jenis suara tinggi pada pria (c-a2)
Bas : jenis suara rendah pada pria (E-d1)
Ø Alat Musik Pukul (Idiophone) : Alat musik ini cara memainkannya atau cara
membunyikannya dengan dipukul, disentuhkan satu
sama lain, atau dikocok. Contoh
alat musik pukul adalah simbal, ringbell, marakas, triangle, hibat, sistru,
anglung, kenthongan, rebana, dan sebagainya.
Ø Alat Musik Tiup Logam dan Kayu (Aerophone)
: Sumber bunyi alat musik
ini adalah hasil getaran dari tegangan bibir yang
ditiup atau digetarkan, diperkeras oleh badan alat musik itu sendiri.
Contoh :
Alat musik tiup logam : trompet, horn, Perancis, dan tuba.
Alat musik tiup kayu : flute, klarinet, obou, tarompet, serunai,
dan saluang.
Ø Alat Musik Berdawai (Chordophon) : Cara membunyikan atau memainkan alat musik ini ada
yang dipetik dan digesek, yang diperkeras oleh
kotak tempat dawai atau snar yang direntangkan .
Contoh alat musik
berdawai:
Alat musik dawai yang dipetik antara lain :
gitar, harpa, kecapi.
Alat musik dawai yang digesek antara lain :
biola, cello, kontra bass, rebab.
Ø Alat Musik Kibord (Keyboard):
Pengertian alat musik
kibord disini adalah alat musik yang mempunyai
bilahan-bilahan.
Contoh alat musik tersebut adalah : piano, organ, akordeon, dan pianika.
PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR SENI RUPA
PENGERTIAN
SENI RUPA
Seni Rupa merupakan seni yang
monumental, dalam seni rupa pengekspresian penciptaan dilakukan
di beberapa media sesuai dengan ide atau gagasannya.
KARYA
SENI RUPA DAPAT DITINJAU DARI DUA SEGI:
v Segi Bentuk : merupakan wujud rupa atau indrawi yang
dapat diamati melalui unsur-unsur rupanya.
v Segi Isi : merupakan pranata rukhaniah (ide) dari
berbagai gambaran perasaan yang digambarkan dalam wujud lahiriah.
UNSUR-UNSUR
SENI RUPA
§ GARIS : Garis
merupakan unsur visual yang penting dalam seni rupa, dan dapat membentuk
berbagai karakter serta watak pembuatnya, sehingga bagi perupa garis merupakan
unsur visual penting dalam mengekspresikan ide-idenya.
§ BENTUK : Bentuk merupakan segala sesuatu yang dapat dilihat, mempunyai bentuk
yang memberikan identifikasi tertentu dalam persepsi kita.
§ VOLUME : Dalam seni rupa volume diciptakan melalui ilusi yang
mengesankan keruangan, penggambaran massa dengan ilusi dapat dibentuk dengan
garis-garis atau dengan gelap terang sehingga dapat memberi kesan berat, tegar,
kokoh, dan sebagainya.
§ GELAP TERANG: Gelap terang merupakan perbedaan-perbedaan
yang berkenaan dengan sinar atau cahaya, unsur ini dapat ditampilkan secara
kontras atau menyolok. Manipulasi gelap terang dapat memberi kesan soliditas,
jarak, tekstur, dan bentuk.
§ TEKSTUR : Tekstur adalah kualitas dari suatu permukaan
yang memiliki sifat-sifat lembut, kasar, licin, lunak, atau keras (nilai raba
pada permukaan suatu benda).
§ WARNA : Warna adalah sebagai media pengekspresian yang diwujudkan melalui karya
seni, warna di sini mempunyai tujuan yang bermacam-macam baik itu untuk
melambangkan sesuatu ataupun mewakili identitas warna itu sendiri.
CABANG
DAN MACAM ALIRAN SENI RUPA
CABANG-CABANG SENI RUPA
§ SENI MURNI : Karya seni rupa yang dibuat tanpa
memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media ekspresi. Dalam hal ini yang
dipentingkan adalah kebebasan berekspresi.
Yang termasuk kategori
seni murni adalah:
•
Seni Lukis
•
Seni Patung
•
Seni Grafis
§ SENI TERAPAN : Seni yang penciptaannya dirancang untuk kepentingan tertentu, dan lebih
menekankan kepada fungsi ekonomi dan nilai gunanya.
Yang termasuk kategori
seni terapan adalah:
seni kriya dan seni kerajinan.
§ SENI DESAIN : Pengalaman, ketrampilan, dan pengetahuan yang mencerminkan kepentingan
manusia dari apresiasi dan adaptasinya dengan lingkungannya untuk memenuhi
kebutuhan hidup jasmani dan rukhani.
Yang termasuk kategori seni Desain adalah:
. Desain
Komunikasi Visual
. Desain
Ruang Dalam (Interior)
MACAM-MACAM ALIRAN SENI RUPA:
Ø Aliran Klasikisme (Classicisme)
Ø Aliran Romantisme
Ø Aliran Realisme
Ø Aliran Naturalisme
Ø Aliran Impresionisme
Ø Aliran Ekspresionisme
Ø Aliran Kubisme
Ø Aliran Futurisme
Ø Aliran Fauvisme
Ø Aliran Dadaisme
Ø Aliran Suryalisme
Ø Aliran Abstrak
PENGERTIAN
SASTRA DAN JENIS-JENIS
SASTRA
PENGERTIAN SASTRA
Wellek dan Warren
(1993) mengemukakan beberapa definisi sastra:
§ Sastra adalah segala sesuatu yang tertulis
atau tercetak
§ Sastra dibatasi hanya pada mahakarya yaitu
buku-buku yang dianggap menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya.
§ Sastra diterapkan pada seni sastra, yaitu
dipandang sebagai karya imajinatif
Luxemburg
dkk. (1989) mengemukakan definisi sastra sebagai berikut:
§ Sastra adalah sebuah ciptaan, sebuah kreasi,
bukan pertama-tama sebuah imitasi.
§ Sastra merupakan luapan emosi yang spontan.
§ Sastra bersifat otonom, tidak mengacu kepada
sesuatu yang lain, sastra tidak bersifat komunikatif.
§ Sastra itu bercirikan suatu koherensi.
Pengertian koherensi ini pertama-tama mengacu pada keselarasan yang mendalam
antara bentuk dan isi.
§ Sastra menghidangkan sebuah sintesa antara
hal-hal yang saling bertentangan.
§ Sastra mengungkapkan yang tak terungkapkan.
Sastra mampu menghadirkan aneka macam asosiasi dan konotasi yang dalam bahasa sehari-hari jarang kita temukan.
JENIS-JENIS
SASTRA
A. JENIS NARATIF: Teks naratif adalah semua teks-teks yang
tidak bersifat dialog dan yang isinya merupakan suatu kisah sejarah, sebuah
deretan peristiwa (Luxemburg, 1984).
Unsur-unsur pembangun fiksi atau teks naratif
•
Tokoh : Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi atau teks
naratif. Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga
merupakan gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata.
•
Alur : Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan
kausalitas. Secara garis besar alur dibagi dalam tiga bagian, yaitu awal,
tengah, dan akhir.
•
Latar : Dalam fiksi latar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu latar tempat,
waktu, dan sosial. Latar tempat berkaitan dengan masalah geografis, latar waktu
berkaitan dengan masalah waktu, latar sosial berkaitan dengan kehidupan
masyarakat.
•
Judul : Judul merupakan hal pertama yang paling mudah dikenal oleh pembaca
karena sampai saat ini tidak ada karya yang tanpa judul. Judul sering mengacu
pada tokoh, latar, tema, maupun kombinasi dari beberapa unsur tersebut.
•
Sudut Pandang : Sudut pandang memasalahkan siapa yang bercerita. Sudut
pandang dibedakan menjadi sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. Sudut pandang dapat dibedakan menjadi:
Ø Sudut pandang
akuan sertaan
Ø Sudut pandang
akuan taksertaan
Ø Sudut pandang
diaan maha tahu
Ø Sudut pandang
diaan terbatas
•
Gaya dan Nada : Gaya (gaya bahasa) merupakan cara pengungkapan seorang
yang khas bagi seorang pengarang. Gaya meliputi penggunaan diksi (pilihan
kata), imajeri (citraan), dan sintaksis (pilihan pola kalimat).
Nada berhubungan dengan pilihan gaya untuk
mengekspresikan sikap tertentu.
•
Tema : Tema merupakan makna cerita. Tema pada dasarnya merupakan sejenis
komentar terhadap subyek atau pokok masalah, baik secara eksplisit maupun implisit. Tema memiliki fungsi untuk menyatukan
unsur-unsur lainnya, dan juga berfungsi untuk melayani visi atau responsi
pengarang terhadap pengalaman dan hubungan totalnya dengan jagat raya (Sayuti,
2000).
B. JENIS
DRAMATIK :
Yang dimaksudkan dengan teks-teks drama adalah semua teks yang bersifat dialog
dan yang isinya membentangkan sebuah alur (Luxemburg, 1984).
Unsur-unsur Pembangun Drama
1.
Tema dan amanat : Tema merupakan rumusan intisari cerita
sebagai landasan idiil dalam menentukan arah tujuan cerita (Harymawan, 1988).
Amanat pada dasarnya merupakan pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton.
2.
Alur (plot) : Alur pada dasarnya
merupakan deretan peristiwa dalam hubungan logik dan kronologik saling
berkaitan dan yang diakibatkan atau dialami oleh para pelaku (Luxemburg, 1984).
3.
Penokohan (perwatakan) : Tokoh dalam drama mengacu pada watak (sifat-sifat pribadi seorang
pelaku) sementara aktor atau pelaku mengacu pada peran yang bertindak atau
berbicara dalam hubungannya dengan alur peristiwa.
4.
Latar (setting) : Latar dalam naskah
drama, yang meliputi latar tempat, waktu, dan suasana, akan ditunjukkan dalam
teks samping atau teks nondialog. Dalam pentas drama latar tersebut akan
divisualisasikan di atas pentas dengan tampilan dan dekorasi yang menunjukkan
situasi tempat.
5.
Cakapan (dialog) : Dalam drama ada dua
macam cakapan, yaitu dialog dan monolog. Disebut dialog ketika ada dua orang
atau lebih tokoh bercakap-cakap. Disebut monolog ketika seseorang tokoh
bercakap-cakap dengan dirinya sendiri.
6.
Lakuan (action) : Lakuan merupakan
kerangka sebuah drama. Lakuan harus berhubungan dengan plot dan watak tokoh.
Lakuan yang seperti itu disebut sebagai lakuan yang dramatik (Brahim, 1968).
C. JENIS PUISI : Yang dimaksudkan dengan teks-teks puisi
adalah teks-teks monolog yang isinya tidak pertama-tama merupakan sebuah alur.
Selain itu, teks puisi bercirikan penyajian tipografik tertentu (Luxemburg,
1984).
Unsur-unsur Pembangun
Puisi
1. Bunyi : Dalam
puisi cenderung mendayagunakan unsur perulangan bunyi. Bunyi memiliki peran
antara lain agar puisi itu merdu jika dibaca dan didengarkan, sebab pada
hakikatnya puisi merupakan salah satu karya seni yang diciptakan untuk
didengarkan (Sayuti, 2002).
2. Diksi : Diksi
adalah pilihan kata atau frase dalam karya sastra (Abrams,1981). Setiap penyair
akan memilih kata-kata yang tepat, sesuai dengan maksud yang ingin diungkapkan
dan efek puitis yang ingin dicapai.
3. Bahasa Kiasan : Bahasa kias merupakan penyimpangan dari pemakaian bahasa yang biasa,
yang makna katanya atau rangkaian katanya digunakan dengan tujuan untuk
mencapai efek tertentu (Abramss, 1981).
4. Citraan : Citraan
merupakan gambaran-gambaran angan dalam puisi yang ditimbulkan melalui
kata-kata (Pradopo, 1987).
5. Sarana Retorika :
Sarana retorika
merupakan muslihat intelektual, yang dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu hiperbola, ironi,
ambiguitas, paradoks, litotes, dan elipsis (Altenbernd & Lewis, 1969).
6. Bentuk Visual : Bentuk visual merupakan salah satu unsur puisi yang paling mudah
dikenal. Bentuk visual meliputi penggunaan tipografi dan susunan baris. Bentuk
visual pada umumnya berhubungan dengan makna puisi.
7. Makna : Makna merupakan wilayah isi sebuah puisi. Setiap puisi
pasti mengandung makna, baik yang disampaikan secara langsung maupun secara
tidak langsung, implisit atau simbolis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar