Rabu, 27 April 2016

Makalah Sastra Kitab



BAB I
PENDAHULUAN

Sastra kitab adalah jenis sastra yang mencakup satu bidang yang sangat luas. Ilmu yang terdapat didalamnya adalah ilmu kalam, ilmu fiqh, ilmu tasawuf, dan sebagainya. Ilmu tasawuf adalah bagian terpenting dalam sastra kitab. Hal ini dikarenakan ahli tasawuf atau sufi dapat menyesuaikan ajaran Islam kepada tingkat kepahaman masyarakat setempat.Sastra Kitab adalah satu bidang yang sangat luas. Sesungguhnya sastra tasawuf adalah bagian terpenting dalam Sastra Kitab. Menurut A. Johns, sastra tasawuf pernah memainkan peranan yang penting dalam perkembangan agama Islam di Nusantara. Pertama, karena para ahli tasawuf atau sufi dapat menyesuaikan ajaran Islam pada tingkat kefahaman masyarakat setempat. Kedua, ajaran tasawuf juga tidak kurang daya tariknya. Menerima ajaran tasawuf dan memasuki tarikatnya berarti memasuki suatu keluarga besar yang saling tolong-menolong. Selain itu, banyak anggota tarikat itu merupakan saudagar yang belajar ke seluruh dunia Islam. Mungkin itulah sebabnya maka pada paruh pertama abad ke-17, ada empat tarikat yang berkembang luas di Aceh, yaitu tarikat Qadiriyah, Naksyabandiyah, Syatariah, dan Suhrawardi.














BAB II
PEMBAHASAN

Ketika menjadi pusat Islam, Aceh mengalami pergolakan yang juga berlaku di dunia Islam. Ajaran wahdaniyah atau wujudiyah yang mengajarkan wahdat al-wujud yang mengguncangkan dunia Arab juga masuk Aceh. Dua tokoh ulama, Hamzah Fansuri dan Syamsuddin al-Sumatrani mendukung aliran yang mengatakan bahwa: "Wujud makhluk tiada lain daripada wujud khalik", sedangkan Nuruddin Ar-Raniri dan Abdur Rauf adalah dua tokoh ulama yang menentangnya.
Berikut ini akan kita bahas mengenai hasil karya keempat tokoh ulama yang disebut di atas:
A. HAMZAH FANSURI
Meski seorang tokoh tasawuf yang terkenal, namun tidak banyak yang diketahui tentang riwayat hidupnya. Tentang masa hidup dan tempat kelahirannya pun menimbulkan berbagai pendapat dari para sarjana. Terlepas dari berbagai kontroversi tentang kehidupannya, berikut tiga karya prosa Hamzah Fansuri yang sudah terkumpul dan diterbitkan:
(1) Asrar al-'Arifin
Asrar al-'Arifin fi bayan 'ilm al-suluk wal-tawhid (Keterangan mengenai perjalanan ilmu suluk dan kesatuan Allah) mengandung inti ajaran wujudiyah yang dikembangkan oleh Hamzah Fansuri.

(2) Syarab al-'Asyikin
Syarab al-'Asyikin (Minuman segala orang yang berahi) dikenal juga dengan judul Zinat al-Muwafidin (Perhiasan segala orang yang muwahid) adalah kitab yang menyatakan jalan kepada Allah dan makrifat. Kitab ini terdiri atas tujuh bab:
Bab 1 menyatakan perbuatan syariat.
Bab 2 menyatakan bahwa tarikat tiada lain daripada hakikat.
Bab 3 menyatakan bahwa hakikat adalah kesudahan jalannya.
Bab 4 menyatakan bahwa orang yang sudah mencapai makrifat itu tahulah rahasia Nabi serta sifat-Nya.
Bab 5 menyatakan kenyataan zat Tuhan yang maha tinggi dan tidak dapat dipikirkan.
Bab 6 menyatakan sifat Allah SWT yang sudah dijelaskan dalam Bab 4.
Bab 7 menyatakan berahi dan syukur.
(3) Al-Muntahi
Al-Muntahi adalah semacam pedoman bagi orang yang sudah arif dalam ajaran wujudiyah.
B. SYAMSUDDIN AL-SUMATRANI
Kita tidak banyak tahu tentang riwayat hidup Syamsuddin Al-Sumatrani. Hanya saja dari kitab seperti Bustanus Salatin dan Hikayat Aceh serta catatan orang Eropa yang mengunjungi Aceh pada akhir abad ke-16 dan permulaan abad ke-17 kita ketahui bahwa Syamsuddin adalah seorang tokoh yang sangat penting di istana Aceh. Karena dianggap mengandung ajaran yang menyesatkan buku-buku Syamsuddin dibakar oleh Sultan Iskandar Thani yang saat itu berkuasa di Aceh. Karena pembakaran karya Syamsuddin yang sampai kepada kita sedikit sekali dan kebanyakan merupakan fragmen yang tidak lengkap. Di antaranya ialah Mir'at al-Mu'min (cermin orang yang beriman) dan Kitab Mir'at al-Muhaqqiqin.
Menurut Nieuwenhuijze, ajaran Syamsuddin dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. (a) Allah - Tuhan yang dimaksud ialah Tuhan yang menampakkan diri-Nya melalui rasulnya dan kitab-Nya. Ia adalah Tuhan yang harus dipuji seluruh umat.
(b) Zat - Zat adalah wujud Allah yang di luar kemampuan manusia untuk memikirkannya.
(c) Hubungan zat dan sifat - Sifat itu tiada lain daripada zat Allah Ta'ala.
(d) Sifat - Sifat dua puluh dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. sifat salabiya atau nafsiya, 2. sifat ma'ani dan 3. sifat ma'nawiya.
(e) Asma - Asma atau nama Tuhan penting dalam ajaran tasawuf.
(f) Afal - Afal berarti mengitikadkan bahwa Allah menjadikan sekalian makhluk daripada tiada kepada ada.
2. Muhammad - Tampak dua pikiran yang berbeda tentang tempat Nabi Muhammad dalam tasawuf.
3. Ajaran Wujud: Martabat tujuh - Ajaran wujud diterangkan dalam martabat tujuh. Martaba tujuh ialah ahadiya, wahda, wahidiya, alam al-arwah, alam al-amsal, alam al-ajsam dan alam al-insan. Ketiga martabat yang pertama bersifat kekal (kadim lagi baka) dan keempat yang lain bersifat bayang-bayang (muhdath).
4. Keesaan Wujud - Kaum wujudiyah, misalnya Syamsuddin, memberi tafsiran lain kepada kalimat Syahadat yang berbunyi: la ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah), menjadi tiada wujudku hanya wujud Allah.
C. NURUDDIN AR-RANIRI
Nuruddin Ar-Raniri b. Ali b. Hasanji b. Muhammad Hamid ar-Raniri al-Quraisyi al-Syafi'i adalah pengarang dan ulama yang produktif di Nusantara. Hasil karyanya berjumlah kira-kira 29 buah dan berikut beberapa hasil karya pentingnya:
1. Sirat al-Mustakim
Sirat al-Mustakim (Jalan yang Lurus) merupakan kitab fikih yang tertua di dalam bahasa Melayu dan masih diajarkan di perguruan tinggi Islam dan juga menjadi kitab pegangan orang Islam. Sirat al-Mustakim terdiri atas 7 kitab, yaitu kitab taharah, kitab sembahyang, kitab hukum zakat, kitab hukum puasa, kitab hukum haji, kitab hukum perburuan dan menyembelihnya dan kitab hukum segala makanan yang halal dan haram.
2. Bustanus Salatin
Bustanus Salatin fi. Dhikr al-Awwalin wa 'l-Akhirin (Kebun segala raja-raja dan menyatakan permulaan segala kejadian dan kesudahannya) adalah sebuah hasil karya yang paling besar di dalam bahasa Melayu. Kitab yang mengandung 7 bab dan lebih dari 1250 halam itu menguraikan kejadian alam, sejarah dunia dan Nusantara, raja-raja yang adil dan raja-raja yang pertapa.
3. Asrar Al-Insan Fi Ma'rifa Al-Ruh Wa 'l-Rahman
Asrar Al-Insan Fi Ma'rifa Al-Ruh Wa 'l-Rahman (Rahasia Manusia dalam Mengetahui Ruh dan Tuhan) disusun atas perintah Sultan Iskandar Thani dan baru selesai pada zaman Sultanah Safiatuddin. Si dalam kitab ini Nuruddin banyak memanfaatkan tulisan dari tokoh-tokoh tasawuf seperti Ibn Arabi, Imam Ghazali, Al-Hallaj, dan Abd al-Razak al-Kashani.
4. Hujjatu'l-Siddik li daf'i 'I-Zindik
Dalam Hujjatu'l-Siddik li daf'i 'I-Zindik (Dalil Orang yang Arif untuk Menolak Iktikad Faham yang Zindik), Nuruddin menguraikan pendapat tentang wujud yang berbeda-beda, yang diberikan empat taifa (golongan), yaitu kaum mutakallimin, ahli sufi, kaum hukama falasifah dan kaum wujudiyah.
5. Tibyan fi Ma'rifati 'l-Adyan
Tibyan fi Ma'rifati 'l-Adyan (Penjelasan dalam Mengetahui Agama-agama) dibagi menjadi dua bab:
Bab pertama menyatakan segala agama daripada masa Nabi Adam itu ada yang membawa iman, ada pula yang menyembah berhala dan patung. Bab kedua menyatakan ikhtilaf segala mazhab umat Nabi Muhammad.
6. Hill al-Zill
Hill al-Zill (Menguraikan Perkataan Zill) merupakan saduran Nuruddin dari karya bahasa Arab yang berjudul Da'wa 'l-Zill ma'a Sahibihi (Bayang-bayang dengan yang empunya bayang-bayang).
7. Shifa al-Kulub
Shifa al-Kulub (Obat Hati) disusun untuk menyamankan hati yang kufur.
8. Jawahir al-Ulum fi Kasyf al-Ma'lum
Jawahir al-Ulum fi Kasyf al-Ma'lum (Permata Ilmu untuk Menyingkap Alam) terdiri atas 5 bab. Bab pertama tentang wujud, bab kedua tentang sifat-sifat Allah, bab ketiga tentang asma Allah, bab keempat tentang a'yan thabita dan bab kelima tentang a'yan kharijiyah.
9. Fath Al-Mubin 'ala Al-Makhidin
Fath Al-Mubin 'ala Al-Makhidin (Kemenangan yang Amat Nyata Terhadap segala Faham yang Rusak) ditulis pada tahun 1068 H (1675 M) setelah Nuruddin kembali ke India
D. ABDUR RAUF SINGKEL (1615-1693)
Abdur Rauf Singkel adalah seorang tokoh tasawuf Aceh yang sangat terkenal dan cukup produktif. Walaupun demikian tidak banyak yang tahu tentang riwayat hidupnya. Beberapa hasil karya yang utama:
1. Umdat al-Muhtajin ila Suluki Maslak 'l-Mufridin
Umdat al-Muhtajin ila Suluki Maslak 'l-Mufridin (Perpegangan Segala Mereka Itu yang Berkehendak Menjalani Jalan Segala Orang yang Meninggalkan Dirinya) terdiri dari 7 bab. Bab pertama tentang makna la ilaha ilallah serta sifat Allah dan rasul-Nya, bab kedua tentang hukum atau aturan berzikir, bab ketiga mengandung hadis rasul dan perangai yang jahat dan syaitan yang di dalam tubuh, bab keempat tentang sifat-sifat orang berzikir "yang haram dengan kalimat syahadat", bab kelima tentang asal usul ajaran mistik dan upacara masuk tarikat, bab keenam tentang ratib dan bab ketujuh menerangkan sekali lagi sifat-sifat berzikir.
2. Kifayat Muhtajin
Kitab ini disusun atas titah Sultanah Tajul Alam Safiatun (1641-1675). Kitab ini dimulai dengan ulasan tentang a'yan thabita yang banyak menarik perhatian para ulama aceh.
    3. Mir'at at-Tullab
Mir'at at-Tullab fi Tashil al-Ma'rifat al-ahkam al-Syar'iyah li 'l-Malik al-Wahhab (Cermin segala mereka yang menuntut ilmu fikih pada memudahkan mengenal segala syarak Allah). Kitab ini disusun atas perintah Sultanah Tajul Alam Safiatuddin (1641-1675).
4. Daka'ik al-Huruf
Di dalam kitab ini Abdur Rauf menjelaskan beberapa istilah bagi orang yang menjalani jalan Allah. Pengetahuan tentang istilah ini penting, karena "barang siapa mengambil maknanya seperti maknanya yang makruf pada antara segala ahli al-zahir niscaya jadi kafir ia." Apabila ia sudah tahu istilah mereka itu, patutlah ia memutalaah segala kitab mereka-mereka itu.
5. Tarjuman al-Mustafid
Ini adalah sebuah tafsir yang banyak dipakai di kepulauan ini sejak tiga abad yang lalu. Pada umumnya tafsir ini dianggap sebagai terjemahan dari tafsir yang dibuat oleh Al-Badawi (wafat 685 H/1286).

Berikut ini akan dibicarakan beberapa kitab yang masih digolongkan dalam sastra kitab:


A.    HIKAYAT SERIBU MASALAH
Hikayat seribu masalah atau masa’ll seribu  adalah sebuah kitab yang sangat popular pada abad pertengahan. Kitab ini mula- mula ditulis dalam bahasa arab, tetapi masa penulisannya tidak dapat diketahui. Kitab ini pertama kali ddisebut dalam ringkasan al-tabart dalam bahasa parsi yang dibuat oleh Abu Ali Muhammad Al Ba’ami dari bahasa Arab. Dalam ringkasannya ini, Al ba’ami menyebut sebuah kitab yang berjudul mesail. Kitab tersebut berkisah tentang seorang yahudi terpelajar mengajukan pertanyaan pertanyaan yang sukar kepada nabi Muhammad karena jawaban Nabi Muhammad sangat memuaskan, yahudi tersebut kemudian masuk islam.
Pada tahun 1143, seribu masalah  diterjemahkan kedalam bahasa latin . sebelumnya terjemahan sudah terdapat dalam bahasa Parsi dengan judul : kitab 28 masalah. Disamping itu, dalam bahasa parsi masih  ada kitab yang berjudul hazar afsana yang mengilhami lahirnya cerita seribu satu malam dan hazar mazar yang menceritakan kelahiran seribu orang suci.Menurut Pijper, hikayat seribu masalah yang terdapat dalam bahasa melayu itu disadur dari sebuah naskah parsi yang disunting di india.
 Ada 15 naskah Hikayat Seribu Masalah Naskah museum  pusat, bat. Gen. 19 (va ronkel Nr. CCC) telah diterbitkan oleh Pijper. Menurutnya naskah ini disalin oleh Ki Muhammad mizan, pada tahun 1237 H (1865) di Palembang.Naskah ini menunjukkan pengaruh Minangkabau yang kuat.merupakan ringkasan teks yang diterbitkan oleh pijper tahun 1924.
Hikayat ini dimulai dengan kisah Abdulah Ibnu Salam seorang yahudi yang terpelajar  yang menerima surat dari Nabi Muhammad agar kaumnya masuk islam. Kaumnya setuju jika Nabi Muhammad mampu menjawab seribu masalah yang diajukan. Pertanyaan yang diajukan adalah menyangkut  akidah agama islam ,  Nabi Muhammad menjawab bahwa beliau adalah nabi dan rosul. Agama  islam itu agama Allah dan orang yang masuk surga ialah orang yang menyebut dua kalimat syahadat. Tentang  rupa Jibrail dikatakan  bahwa “Jibrail itu bukan laki-laki dan bukan perempuan, mukanya seperti bulan purnama empat belas hari bulan , cahaya gilang-gemilang”. Sayapnya sangat banyak dan besar.
Tentang  arti bilangan yang dikatakan esa tiada menjadi dua, karena Allah Ta’ala Esa dan tiada sekutu baginya. Dua tiada menjadi tiga, karena Nabi Adam dan Hawa adalah dua. Demikian juga zat dan Allah, bulan dan matahari, siang dan malam, tinggi rendah, jauh dan dekat, semuanya adalah dua. Mengapa tidak menjadi empat, empat tidak menjadi lima, dan seterusnya hingga 30, semua jawaban yang disediakan adalah jawaban munasabah.
Tentang pertanyaan Abdullah Ibn Salam mengenai jawaban teka-teki ialah:
1.                  Anak yang lebih keras daripada bapaknya ialah besi yang berasal dari batu.
2.                  Yang lebih keras dari api ialah angin
3.                  Yang senantiasa terbang ke udara adalah burung paksa
4.                  Perempuan yang beranak dengan tiada laki laki adalah Siti Mariam
5.                  Orang yang hidup falam kubur adalah Nabi Yunus.
6.                  Perempuan yang keluar dari laki- laki adalah Siti Hawa.
7.               Anak yang dilahirkan itu akan serupa dengan ibunya, kalau ibunya lebih birahi daripada bapaknya, kalau bapaknya lebih birahi, anak itu akan serupa dengan bapaknya.

Sesudah mendengar jawaban dari Nabi Muhammad atas pertanyaaan- pertanyaanya, Abdullah Ibn Salam mengakui bahwa “zat Allah itu esa, tiada sekutu, tiada beribu tiada bebapa, dan tiada beranak dan diperanakkan, dan tiada berupa dan tiada bermisal”. Kemudian dia dan kaumnya masuk islam. Hikayat seribu masalah adalah sebuah kitab yang sudah tua usianya. Valentjin sudah menyebut kitab ini dalam bukunya yang terkenal pada tahun 1726. Kitab ini masih dapat dibeli di Singapura dan Malaysia.

B.     TAJUS SALATIN
Tajus salatin (mahkota segala raja) adalah sebuah kitab yang bertujuan memberi pelajaran kepada anak-anak  raja atau raja.  Tajus salatin adalah kitab yang ditulis dalam trasisi ini.  Tetpi ada satu perbedaan yang besar. Di india, raja adalah dewa atau titisan dewa dan kedudukannya tidak mungkin dicapai manusia biasa. Di eropa raja adalah manusia biasa yang berkedudukan tinggi dalam masyarakt dan bukan tidak bisa dicapai oleh manusia biasa. Didalm islam raja adalah manusia biasa yang juga sama sama takut terhadap hokum Allah atau syariat seperti rakyatnya.hanya saja raja itu dianggap sebagai pengganti Allah di muka bumi ini yang mempunyai tugas dan kewajiban yang mesti ditunaikan. Inilah yang merupakan tujuan utama penulisan kitab  tajus salatin di dunia islam.
Tajus salatin terdiri atas 24 bab. Sesudah puji pujian kepada Allah yang amat berkuasa , diucapkan pula rahmat kepada Nabi Muhammad  dan sahabat-sahabatnya yang sidik. Pertama-tama kepada Abu Bakar Al-sidik, kedua kepada Umar  yang adil, ketiga kepada usman yang sadik dan rafik, dan keempat kepada Ali yang ghazi. Kemudian daripada itu penulisnya , bukhari mengatakan bahwa ia mengarang kitab ini untuk menyatakan perkataan-perkataan peri pekerjaan segala raja-raja dan menteri-menteri, hulubalang , rakayat dan barang yang bergantung dengan ibarat yang amin dan simpan supaya orang beroleh manfaat dan menurut katanya ,”Maka dinamai kitab ini Tajus Salatin, artinya Mahhkota segala Raja-Raja.
Pasal pertama yang menyatakan bahwa manusia pelu mengenal dirinya supaya mengetahui awal dari apa dirinya berasal dan bagaimana adanya (wujud-nya itu). Sesungguhnya manusia harus bersyukur kepada segala nikmat Allah yag tiada terbilang itu.
Adapun kehidupan manusia itu terbagi dalam tiga bagian atau pangkat yaitu permulaan, pertengahan,dan penghabisan. Sebelum manusia dijadikan oleh Allah, alam ini telah ada. Sesudah manusia mati, alam juga tiada lenyap. Pada pangkat permulaan, manusia itu hina dan keji, tapi pada pangkat pertengahan , manusia sudah diberi beribu-ribu nikmat dan kesukaan yang tiada terkira. Disamping itu Tuhan juga memelihara manusia daripada binasa dan menolong manusia menahan kehendak nafsunya.Adapun manusia itu terdiri dari empat  anasir yaitu tanah,air,angin dan api. Kalau anasir itu bercampur dengan baik, yaitu sedang maka orang tersebut akan sentosa hidupnya. Pasal ini berakhir dengan cerita tentang pangkat kesudahan kehidupan manusia, Tuhan mengambil segala kurnianya.
Pasal kedua menyatatakan bahwa Tuhan menjadikan alam dan barang sesuatu yang ada didalamnya termasuk perbuatan hambanya. Pasal ketiga menyatakan bahwa manusia yang hidup di dunia ini adalah seperti seorang musafir atau orang asing yang dalam perjalanan ketempat yang kekal. Pasal yang keempat  menyatakan bahwa dunia  ini fana dan seyogyanya manusia senantiasa menyebut maut dan kubur. Pasal yang kelima menyatakan bahwa Adam dijadikan khalifah , tetapi kemudian dibuang kedunia karena berbuat salah.
Pasal yang keenam menyatakan bahwa  raja yang adil. Yang dimaksud dengan adil adalah yang memerintah dan melepaskan orang yang teraniaya. Pasal yang ketujuh mengisahkan pekerti raja-raja yang adil. Pasal yang kedelapan mengisahkan raja kafir yang adil yaitu Nursyiwan adil. Pasal yang kesembilan mengisahkan raja yang menganiaya rakyatnya. Pasal yang kesepuluh menyatakan bahwa seseorang baru dapat menjalankan tugasnya, jikalau mempunyai menteri yang budiman.
Adapun syarat menjadi mentri diantaranya adalah :
1.berbuat kebaktian akan Hak Allah Ta’ala
2. mengatakan syukur nikmat rajanya.
3. mengingatkan raja supaya pekerjaan tiada bersalahan dengan hukum syariat
4. menghasilkan harta-harta serta mengadakan hulubalang yang lengkap senjatanya untuk menghadapi seteru.
5. memeliharakan segala orang asing dan fakir miskin daripada kejahatan orang.
6. mempunyai perangai yang murah hati dan luas akan segala bicara.
Pasal yang kesebelas menyatakan bahwa daripada segala yang dijadikan Allah Ta’ala itu tiada yang terbesar daripada kalam, karena sekalian alam dari pertamanya dating kepada kesudahannya tiada dapat diketahui melainkan dengan kalam.
Pasal kedua belas menyatakan bahwa orang yang menjadi pesuruh itu hndaklah benar perkataan dan perbuatannya; tiada berdusta, dan menyampaikan barang amanat yang disuruh sampaikan. Pasal yang ketiga belas mengatakan bahwa segala pegawai hendaknya memelihara 25 syarat. Yang menarik ialah pegawai dianjurkan supaya mendahulukan kerja Allah daripada kerja raja. Pasal yang keempat belas menyatakan dalam mengasuh anak. Didalamnya juga terdapat peraturan tentang akikah. Pasal kelimabelas menyatakan bahwa manusia hendaklah mempunyai hemat(pikiran) yang benar. Pasal yang keenambelas menyatakan bahwa orang yang berbudi mempunyai tujuh tanda, diaantarany a adalah berbuat baik, merendahkan  diri, menyebut nama Allah, serta memohon perlindunganNya sewaktu dalam kesukaran. Pasal ketujuh belas menyatakan syarat raja .
a.                Menganggap dirinya seperti rakyat biasa
b.               Membuka pintunya supaya rakyat dapat mngadukan halnya
c.                Menurut peri dan perbuatan segala raja yang beriman, budiman,dan adil
d.               Menghukum dengan lemah-lembut
e.                Jangan melanggar hokum Allah Ta’ala dan hukum syariat.
Pasal yang kedelapan belas menyatakan bahwa ilmu mengenal  manusia  itu terdiri dari empat perkara. Pertama nubuwat, kedua wilayat, ketiga hikmat dan yang keempat ilmu kifayah dan firasat. Pasal yang ke Sembilan belas menerangkan lebih lanjut tentang kifayah dan firasat. Kifayah adalh (tanda tubuh) dan firasat adalah kelakuan tubuh dapat menolong kita mengenal orang yang baik dan orang yang jahat. Pasal yang keduapuluh menyatakan kewajiban raja terhadap rakyatnya yang islam.
Pasal yang keduapuluh satu yang menyaatakan segala rakyat kafir yang hidup  di bawah raja islam  harus memenuhi 20 syarat diantaranya adalah
1.   Tiada harus berbakti kepada berhala baru; yang lama atau roboh juga tiada harus diperbaiki
2.   Tiada harus memakai pakian orang islam
3.   Tiada harus menaruh senjata lembing,pedang,, dan kris dirumah
4.   Tiada harus memakaii cincin yang ada permata
5.   Tiada harus berjualan khamar,tuak atau barang  sebagainya
Pasal keduapuluh dua menyatakan sakhwat (murah hati) dan ikhsan. Pasal kedua puluh tiga menyatakan wafa’uhud yaitu menepati janji. Pasal kedua puluh empat mengandung pesan bukhari yang ingin disampaiikan kepada emapat golongann pembacanya. Golongan pertama, raja mukmin dan adil, golongan kedua menteri dan hulubalang , golongan ketiga adalah segala rakyat yang beriman dan berakal, dan yang keempat adalah golongan para penyurat. Pasal ini berakhir dengan sebuah mathnawi.
C.    HIKAYAT WASIAT LUKMAN HAKIM
Lukman adalah seorang tokoh yang terkenal dalam dunia Islam. Di dalam Al Quran surat 31 ia digambarkan sebagai seorang yang arif yang banyak menghasilkan peribahasa. Peribahasa dalam bahasa Arab bisa diartikan dengan dongeng, maka Lukman terkenal sebagai penulis dongeng setara dengan Aesop di Eropa. Lukman  cukup terkenal di  dalam bahasa Melayu. Namanya dapat ditemui dalam Hikayat Syah Mardan, Tajus Salatin, dan Bustanus salim, serta hiyakat yang khusus memuat namanya adalah Hikayat Lukman Hakim. Naskah ini tersimpan di Museum Pusat jakarta dan dialih-aksarakan oleh Edwar Djamaris dkk. (1985).
Dalam ceritanya, Lukman Hakim dianggap sebagai setengah nabi oleh setengah pendeta, ada juga yang berpendapat Lukman adalah wali Allah. Lukman menasehati anaknya yang termuat dalam Nasihat Lukman; jangan meninggalkan kebaktian kepada Allah  dan jangan memenadang yang lain dari Allah. Hendaklah mengurangi tidur dan makan supaya dapat senantiasa berbakti kepada Allah.
Ilmu hikmah dapat diperoleh dengan tiga cara; 1) berkata dan berlaku yang benar, 2) diam yang disertai pikiran yang benar, 3) menjauhkan diri dari orang yang jahat. Kemudian diceritakan pula tanda atau alamat orang murah hatinya, orang bijaksana, dan orang hina. Di dalam Hikayat ini juga diceritakan empat perkara yang memberi mudharat kepada manusia; penggusar, bersenda-gurau, pemalas, bersegerayang tiada dengan kira-kira lagi. Serta perkara yang jahat; kikir, berdusta, kurang malu. Sebagai penutup kitab ini diceritakan empat tanda isi neraka; raja yang mengambil hak  dan menghukum rakyatnya, raja yang alpakan negeri serta rakyatnya dan tidak memelihara rakyatnya, orang yang berbuat fitnah, orang yang lupa pada diri dan kematiannya.

ABD AL-SAMAD AL-PALIMBANI
Abd Al-Samad adalah seorang ulama abad ke-18. Salah satu gurunya adalah Muhammad Al-Saman (wafat 1190 H/1776 M), pendiri tarekat Samaniya. Di antara kitab-kitabnya adalah:
1).                Zuhra al-Murid fi Bayan Kalimat al-Tahwid
Berasal dari kuliah oleh seorang ulama mesir yaitu Ahmad al-Damanhuri tahun 1178 H (1764 M). Isinya tentang mantik dan usuluddin.
2).                Hidayat al-Saliki fi Suluk maslak al-Muttakin
Merupakan saduran dari kitab Bidaya al-Hidaya tahun 1192 H.  Tujuannya adalah menyatakan perjalanan orang yang takut kepada Allah. Kitab ini terdiri dari beberapa bab yaitu;
Mukadimah   ; menyatakan ilmu yang memberi manfaat serta kelebihan orang yang  menuntut ilmu.
Bab I               ; menyatakan akidah ahli sunah wal-jamaah
Bab II              ; menyatakan berbuat taat da ibadat yang zahir.
Bab III            ;menyatakan menjauhi maksiat yang zahir; mengumpat, jadal (berbantahan). Penjelasan halal dan haram.
Bab IV            ; menyatakan menjauhkan segala maksiat yang batin.
Bab V              ; menyatakan segala taat yang batin.
Bab VI            ; menyatakan fadilat zikir, adabnya dan kaifahnya.
Bab VII        ; menyatakan bersuhbah dan mu’asyarah yaitu berkasih-kasihan antara khalik dan makhluk.

3).                  Siyar al-Salikin ila ‘Ibadat Rabb al-‘Alamin
Terjemahan dari kitab Imam al-Ghazali yang berjudul Lubab Ihya ‘ulum al-Din, yang dibuat mulai pada tahun 1193 H (1779 M) dan selesai pada tahun 1203 H (1788 M) di Taif. Siyar Al-Salikin adalah kitab tentang tasawuf yang banyak dipakai di sekolah pondok pesantren. Kitab ini terdiri dari satu mukadimah dan empat bagian. Mukadimah berisi tentang kelebihan ilmu, orang yang menuntut ilmu dan orang yang belajar ilmu. Bagian pertama berisi tentang ilmu usuluddin dan segala taat yaitu ibadat yang zahir. Bagian kedua berisi tentang adat, mengetahui halal dan haram. Bagian ketiga berisi hal yang membinasakan sekalian amal. Bagian keempat menyatakan tentang munajat.
terdiri dari tiga bab dan satu khatimah. Bab 1; perbedaan pendapat antara ahlu sunah  dan kaum mu’tazila tentang iman, islam, dan perbedaan iman dan islam. Bab 2;  membahas syaitan, jin, dan iblis serta perbedaan diantar ketiganya. Bab 3; masalah ridda atau murtad  berdasarkan kitab fikih yang ada. Khatimah; jawaban Abd Samad tentang apa itu dosa, jumlah dosa, dan apa itu taubat.

SHIHABUDDIN B. ABDALLAH MUHAMMAD
Penerjemah Sharah yang latif atas Mukhtasar Jawharat al-Tahwid.
KEMAS FAKHRUDDIN
Terkenal sebagai penerjemah bahasa Arab. Karya terjemahannya adalah Futuh al Sya’am, sejarah penakluk Islam yang paling awal. Ia juga pernah menyadur  Sharh Zakariyya Al-Ansari tentang Risala fi’l-tahwid yang ditulis oleh Syaikh Raslan al- Dimshiqi (wafat 540 H/1146 M) ke dalam bahasa Melayu.

KEMAS MUHAMMAD B. AHMAD
Pengarang Hikayat Syaikh Muhammad Saman. Muhammad Ahmad juga menerjemahkan sebuah kitab Arab Bahr al-ajaib ke dalam bahasa Melayu.
DAUD IBN ABDULLAH IBN IDRIS AL-FATANI
Hasil karya Syaikh Daud adalah
1).                  Idah al-Bab li Murid al-nikah bi ‘l-sawab
2).                  Al –Durr al-Thamin
3).                  Minhaj al-‘Abidin ila Jannan rabb  al-‘Alamin
4).                  Furu’ al-Masa’il wa Usul al-Masa’il
Di samping Syaikh Daud, masih ada beberapa ulama Patani yang aktif dalam penulisan kitab, di antaranya adalah;
1).           Syaikh Ahmad b. Muhammad Zain Patani (1856-1906)
Karyanya yang terkenal adalah Faridat al-Faraid fi ilm al-‘aqaid sebuah risalah tauhid dan usuludin, dan Al- Fatawa al-Fataniyah yang mengandung jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan muridnya dari Nusantara.
2).           Muhammad b. Ismail Daud al-Fatani
Salah satu kitab yang ditulisnya adalah Matla al-Badrayn wa Majma’ al-Bahrayn. Di dalamnya diuraikan tentang rukun Islam dan rukun iman, hal-hal yang biasa dibahas dala fikih.
3).           Zain al-Abidin b. Muhammad Al-Fatani
Salah satu kitabnya yang masih dipakai adalah; Kashf al Litham dan ‘Aqidat al –Najin yang merupakan terjemahan dari kitab al-Sanusi yang berjudul Umm al Barahin. Ada juga beberapa penulis ulama yang berasal dari Nusantara. Darri Banjarmasin, muhammad Arsyad b. Abdullah al- Banjari yang menulis Sabil al- Muhtadin, Muhammad Nafis b. Idris al-Banjari yang menulis Durr al-Nafis, dan Muhammad Tayib b. Mas’ud alBanjari yang menulis Miftah al-Jannah. Dari Sambas Ahmad Khatib b. Abd.Al-Ghafar Sambas yang menulis Fath al-‘Arifin. Sumbawa ada Muhammad Zainuddin b. Muhammad al-Badawi As-Sambawi,murid Syaikh Daud yang menghasilkan Siraj al-Huda dan Muhammad Ali b. Abd Al-Rasyid al- Sambawi yang menulis Al-Yawaqit wa’l-Jawahir. Minangkabau juga menghasilkan penulis ulama yang bernama Syaikh Ismail b. Abdillah Al-Khalidi Minangkabawi  dengan karyanya Kifayat al-Ghulam fi Bayan Arkani Islam dan Ahmad Khatib b. Abd al- Latiff Minangkabawi yang menulis Al-Shumus al-Lami’ah.








BAB III
KESIMPULAN

Sastra kitab adalah satu bidang yang sangat luas. Menurut Roolvink, kajian tentang al-Quran, tafsir, tajwid, arkan ul-aslam, usuluddin, fikih, ilmu sufi, ilmu tasawuf, tarikat, zikir, rawatib, doa, jimat, risalah, wasiat dan kitab tib (obat-obatan, jampi-menjampi), semuanya dapat digolongkan ke dalam Sastra Kitab. Tetapi menurut Siti Baroroh Barried, yang dimaksud Sastra Kitab adalah sastra tasawuf yang berkembang di Aceh pada abad ke-17. (Dalam Sulastin Sutrisno dan kawan-kawan 1985, hal 291.) Tokoh-tokoh yang terdapat dalam sastra kitab:
HAMZAH FANZURI
Tiga karya hamzah Fanzuri ialah:
Ø Asrar Al-‘Arifin yang berisi tentang keterangan mengenai perjalanan ilmu suluk dan kesatuan Allah.
Ø Syarab Al-‘Asyikin adalah kitab yang menyatakan jalan kepada Allah dan makrifat.
Ø Al-Muntahi adalah semacam pedoman bagi orang yang sudah arif dalam ajaran wudjudiyah.
SYAMSUDDIN AL-SUMATRANI
Ajaran Syamsuddin meliputi:
1) a. Allah, ia adalah Tuhan yang harus dipuji seluruh umat.
b. Zat, zat adalah wujud Allah yang di luar kemampuan manusia untuk memikirkannya
c. Hubungan zat dan sifat, sifat dan zat tidak dapat dipisahkan.
d. Sifat, sifat dua puluh dibagi menjadi tiga, yaitu: sifat salabiya, sifat ma’ani, sifat ma’ nawiya.
e. Asma, asma atau nama Tuhan penting dalam ajaran tasawuf.
f. Afal, afal berarti mengitikadkan bahwa Allah menciptakan semua.
2) Muhammad
3) Ajaran Wujud Martabat Tujuh
4) Keesaan Wujud

NURDIN AR-RANIRI
Ia adalah pengarang dan ulama yang produktif di nusantara. Beberapa karyanya:
1) Sirait Al-Mustakim
2) Bustanus Salatin
3) Asrar Al-Insan Fi Ma’rifa Al-Ruh wa’I-Rahman
4) Hujjatu’I-Siddik dafi ‘I-Zindik
5) Tibyan fi Ma’rifati ‘I-Adyan
6) Hill Al-Zill
7) Shifa Al-Kulub
Jawahir Al-Ulum fi Kasyf Al-Ma’lum
9) Fath Al-Mubin ‘ala Al-Makhidin
ABDUR RAUF SINGKEL
Kitab-kitab yang tergolong dalam sastra kitab
Hikayat Seribu Masalah
Tajus Salatin
Hikayat Wasiat Lukman Hakim
Beberapa tokoh yang menulis di Palembang dan Patani:
Abd Al-Samad Al-Palimbani
Shihabuddin Bin Abdallah Muhammad
Kemas Fakhruddin
Kemas Muhammad Ibn Ahmad
Daud Ibn Abdullah Ibn Idris Al-Fatani
walaupun sastra kitab adalah saduran dan terjemahana dari bahasa Arab, sastra kitab atau kitab Jawi adalah santapan Rohaniah penduduk Nusantara sebelum datangnya orang Eropa dan berdirinya sekolah modern. Sampai saat ini sastra kitab masih dibaca disekolah agama,surau dan madrasah.

 DAFTAR PUSTAKA

Fang, Liaw Yock. 1993. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Erlangga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar